KETIK, TRENGGALEK – Laga uji coba Indonesia melawan Palestina berakhir tanpa gol. Dari statistik pertandingan Indonesia seharus bisa mencetak lebih dari dua gol. Setidaknya ada enam peluang emas yang gagal dikonversi menjadi gol. Tentu ini sangat disayangkan.Padahal dalam SEA Games Kamboja beberapa waktu yang lalu, Ramadan Sananta mencatatkan diro sebagai top skor dengan 5 golnya.
Namun, nama Ramadhan Sananta tidak masuk dalam skuad Shin Tae - yong dalam dua laga uji coba.Terlepas dari keinginan dan kebutuhan tim tidak dipanggilnya Ramadhan Sananta jelas menyisakan banyak pertanyaan. Apalagi STY berani mencoba dua pemain yang barus saja di naturalisasi, yaitu Raffael Strike dan Ivan Junner. Padahal kedua pemain tersebut baru saja bergabung.
Penampilan ciamik Ramdhan Sananta di SEA Games Kamboja bukanlah penampilan kaleng - kaleng. Bahkan salah satu golnya dianggap yang terbaik.Gol dengan sepakan memutar badan.Selain memiliki naluri mencetak gol yang cukup tinggi, kecepatan dan berani bertarung satu lawan satu.
Tak hanya itu, heading mematikan juga dimiliki oleh eks. PSM Makasar. Salah satu asisten pelatih Indra Syafri, yakni Kurniawan Dwi Julianto menyebut jika Ramadhan Sananta adalah striker masa depan.
Faktanya, STY tidak tertarik menggunakan jasanya dalam dua laga friendly match. Padahal, PR besar timnas ada di penyelesaian akhir. Itu berulang kali dikeluhkan oleh pelatih berkebangsaan Korsel. Mengapa anda tidak memanggilnya coach? mungkin ini pertanyaan dari para pencinya sepak bola Indonesia.
STY tetaplah STY, kebutuhan akan pemain tidak akan sama dengan pelatih lain.Walaupun terkadang harus fair dalam merekrut pemain.
Dalam laga uji coba melawan Palestina hasil pertandingan memang bukan salah satu tujuan. Namun, ini pertandingan kalender FIFA yang tentu akan berpengaruh pada peringkat Indonesia.
Bayangkan saja jika timnas Indonesia bisa menang lawan Palestina, tentu peringkat FIFA akan naik.Kita tinggal menunggu hasil pertandingan melawan Argentina di laga uji coba terakhir (*).
