RSUD Dr Soetomo Sukses Tangani Pasien Epilepsi dengan Minimal Invasif

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Mustopa

24 Mei 2024 06:30 24 Mei 2024 06:30

Thumbnail RSUD Dr Soetomo Sukses Tangani Pasien Epilepsi dengan Minimal Invasif Watermark Ketik
Tim Ahli stereotaktik RSUD Dr Soetomo Surabaya menangani anak epilepsi. (Foto: RSUD Dr. Soetomo)

KETIK, SURABAYA – Epilepsi atau yang kerap disebut dengan ‘ayan’ merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami kejang secara berulang. Penanganan epilepsi pada umumnya menggunakan obat anti kejang yang dosisnya akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Namun jika penggunaan obat dirasa kurang optimal, tindakan pembedahan juga dapat dilakukan dengan membuka hampir sebagian dari tempurung otak.

Tim ahli stereotaktik RSUD Dr Soetomo Surabaya, Heri Subianto, dr., Sp.BS, dan Dr. Achmad Fahmi, dr., Sp.BS Subsp berhasil melakukan penanganan epilepsi dengan prosedur stereotaktik secara minimal invasif pada pasien perempuan berusia 6 tahun yang terdiagnosa hipothalamic hamartoma pada Rabu (22/05/2024) lalu.

“Stereotactic lesioning untuk kasus hipothalamic hamartoma. Ini merupakan tindakan pertama kali dilakukan di Indonesia, kita menjadi pioner untuk tindakan in," ujar Heri Subianto, Dokter spesialis Bedah Saraf.

Sebelum tindakan operasi dilakukan, tim bedah saraf telah melakukan evaluasi mendalam dan diskusi bersama dengan team paediatric neurology yang dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Prastiya Indra Gunawan, Sp.A (K) dan team.

“Pasien dengan gelastic seizures (kejang yang ditandai dengan munculnya tertawa yang seperti dipaksa atau teriak) dan ada gangguan perkembangan pubertas seks sekunder yang muncul sebelum usia 8 tahun (pubertas prekoks)," jelas Heri.

Tindakan ini cukup menarik, sebab metode yang dilakukan menggunakan minimal invasif (minimal sayatan atau pemotongan jaringan/kulit), karena umumnya penanganan epilepsi dengan hipothalamic hamartoma dilakukan secara terbuka (membuka tempurung otak) kemudian dilakukan pembelahan otak hingga mencapai tumor.

“Pada operasi kali ini kita lakukan secara stereotactic dengan memberi irisan pada kulit sepanjang 2 cm dan dengan bor kecil kira-kira 3 milimeter, sehingga bisa meminimalkan cedera ke saraf otak. Perdarahan juga sangat minimal dibandingkan dengan tindakan bedah yang biasanya," terang Heri.

Prosedur yang berlangsung selama 2 jam ini didampingi dr. Bambang Haryono Sp.An, KNA dan dr Sri Puspitasari Sp.An, selaku tim anestesia dan tim bedah saraf, Heri Subianto, dr., Sp.BS, Subsp. NF, FINPS dan Dr. Achmad Fahmi, dr., Sp.BS Subsp NF, FINSP, IFAANS. (*)

Tombol Google News

Tags:

Epilepsi minimal invasif RSUD Dr Soetomo dokter spesialis bedah saraf stereotaktik penanganan epilepsi