Sentuh 1 Digit! Kerja Senyap 5 Tahun Khofifah-Emil Terbukti Turunkan Kemiskinan Jatim

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: M. Rifat

16 September 2024 19:35 16 Sep 2024 19:35

Thumbnail Sentuh 1 Digit! Kerja Senyap 5 Tahun Khofifah-Emil Terbukti Turunkan Kemiskinan Jatim Watermark Ketik
Khofifah Indar Parawansa saat memberikan sodaqoh di bulan Ramadan. (Foto: Instagram @khofifah.ip)

KETIK, SURABAYA – Upaya dan kerja keras Pemprov Jawa Timur berbuah manis dalam hal penurunan angka kemiskinan. Selama 2024, angkanya menunjukkan kemajuan yang signifikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2024, angka kemiskinan di provinsi ini turun menjadi 9,79 persen, turun 0,56 poin dari 10,35 persen pada Maret 2023.

Penurunan kemiskinan ekstrem di Jatim mencapai 3,74 persen. Angka ini menempatkan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan kemajuan terbesar dalam hal pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Secara keseluruhan, jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 206 ribu orang, menjadi sekitar 3,98 juta orang.

Pakar Ekonomi Gigih Prihantono, S.E.,M.SE menjelaskan, banyak faktor untuk terus menekan kemiskinan di Jawa Timur. Menurutnya, ini adalah hasil kerja keras Gubernur Jawa Timur 2019-2024 Khofifah-Emil.

"Banyak sekali faktornya, keberhasilan dari Pemprov ketika waktunya Bu Khofifah itu menurunkan angka kemiskinan ekstrem, jadi sampai di level sekitar 3,74 persen," terangnya pada Ketik.co.id Senin 16 September 2024.

Ia menjabarkan angka kemiskinan ekstrem turun hanya satu digit di angka 9,79 persen, dari 10,35 persen.

"Jadi kemiskinan di Jatim hanya 0, 56 persen, dari situ saja menyumbang sekitaran 50-60 persen angka kemiskinan di Jawa Timur sehingga kemiskinan bisa turun di 1 digit," tutur Gigih.

Ia menjelaskan, penurunan kemiskinan ekstrem tidak bisa dilakukan hanya beberapa bulan. Namun, dari beberapa waktu sebelumnya sudah dipersiapkan dengan program-program untuk mengentas kemiskinan.

"Pj (gubernur) baru jabat cuma berapa bulan ya nggak mungkin bisa membuat kebijakan yang cukup masif kan," ucapnya.

Foto Pakar Ekonomi Unair Gigih Prihantono. (Foto: Unair)Pakar Ekonomi Unair Gigih Prihantono. (Foto: Unair)

Program-program dari Khofifah-Emil untuk pengentasan kemiskinan, Gigih menilai cukup berhasil, maka dari itu tantangan untuk calon gubernur selanjutnya karena harus menurunkan angka kemiskinan yang hanya satu digit.

"Cukup berhasil saya pikir, berhasil ini artinya menjadi PR ke depan harusnya lebih sulit, tingkat kemiskinan yang tinggal 1 digit ini malah lebih sulit itu PR yang kerja keras gubernur selanjutnya," tegas Gigih.

"Jadi harus kerja keras sekali, kalau bisa targetnya angka kemiskinan turun jadi angka 5 persen gitu," imbuh Dosen FEB Unair ini.

Selain itu, untuk menurunkan angka kemiskinan di Jatim, Pemprov Jatim melakukan intervensi di daerah kantong kemiskinan melalui program percepatan penurunan kemiskinan ekstrem. Serta upaya mitigasi di wilayah rawan bencana dan tanggap darurat di daerah terdampak bencana.

Program seperti PKH Plus, Kredit Sejahtera, serta rehabilitasi rumah tidak layak huni merupakan beberapa inisiatif yang berkontribusi terhadap capaian ini.

"Bantuan sosial banyak juga dari pusat ada, dari provinsi ada, PKH plus misalnya itu akan membantu, dari daerah juga sama jadi saling gotong royong untuk menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur," ucap Gigih.

Selain menekan angka kemiskinan di Jawa Timur, Gigih juga mengungkapkan pentingnya pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat di Bumi Majapahit ini.

Misalnya harus memperbanyak investasi, untuk menarik para investor ekonomi di Jawa Timur harus stabil selain itu pentingnya pemberantasan pungutan liar dan penegak hukum berkeadilan serta pemerataan pembangunan infrastruktur di wilayah tapal kuda.

"Termasuk juga dari sisi tenaga kerja, etos kerja, produktivitas, skil harus ditingkatkan dengan cara revitalisasi BLK yang harus ditransformasikan ke BLK yang lebih modern, harus lebih canggih," rincinya.

Dari kemiskinan di Jawa Timur yang hanya satu digit di angka 9,79 persen ini, pemerintah daerah harus lebih berfokus pada masyarakat yang lebih rentan misalnya warga yang berusia lanjut.

Gigih menyebut porsi dari warga usia lanjut cukup besar porsinya mencapai 10 sampai 15 persen dari jumlah masyarakat Jatim.

Maka dari itu penting untuk membuat program uluran tangan untuk lansia, karena masa produktivitasnya berkurang namun tetap membutuhkan gizi yang cukup.

"Problemnya kan gizi, kesehatan, jadi bagaimana misalnya Prabowo-Gibran itu makan siang gratis untuk anak sekolah. Lah ini yang lansia itu juga perlu itu. Bagaimana gizinya juga perlu, kalau nggak begitu (pemenuhan gizi) ya sakit-sakitan," pungkas Gigih Prihantono. (*)

Tombol Google News

Tags:

Angka Kemiskinan kemiskinan jatim turun Pakar Ekonomi Gigih Prihantono Pakar Ekonomi Unair Khofifah-Emil kemiskinan Jawa Timur