KETIK, BLITAR – Aksi demonstrasi ratusan warga dari empat kecamatan di Kabupaten Blitar terhadap aktivitas tambang pasir CV. Barokah Sembilan Empat (BSE) akhirnya mendapat respons dari pihak perusahaan.
Dalam pertemuan dengan warga di lokasi tambang Kali Putih, Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, Kamis 13 Maret 2025, perwakilan direksi CV. BSE, Aditya Putra Mahardika, menegaskan komitmen perusahaan untuk berbenah.
“Kami sangat memahami aspirasi warga. Keluhan-keluhan yang selama ini tidak tersampaikan dengan baik akhirnya memuncak dalam aksi hari ini. Oleh karena itu, kami segera mengambil langkah dengan mengganti manajemen lama dan menerapkan sistem yang lebih humanis,” kata Aditya kepada wartawan.
Menurutnya, sistem baru ini akan lebih memperhatikan aspek sosial serta dampak lingkungan, sehingga operasional tambang bisa berjalan lebih harmonis dengan masyarakat sekitar.
Aditya yang baru satu minggu bertugas di CV BSE mengakui bahwa selama ini komunikasi antara perusahaan dan masyarakat belum berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, ia berjanji akan membuka ruang dialog yang lebih luas dengan warga sekitar tambang.
“Kami ingin membangun komunikasi yang lebih baik dan terbuka. Dengan manajemen yang baru, kami berharap ke depannya hubungan dengan masyarakat bisa lebih harmonis,” ujarnya.
Meski demikian, Aditya menegaskan bahwa tambang pasir yang dikelola CV BSE beroperasi secara legal dan telah mengantongi izin resmi dari pihak berwenang.
“Perlu kami sampaikan bahwa izin operasional kami sudah resmi. Namun, kami tetap akan berbenah agar keberadaan tambang ini tidak merugikan masyarakat,” imbuhnya.
Sebelumnya, ratusan warga dari empat kecamatan di Blitar menggelar aksi unjuk rasa menuntut penutupan tambang pasir CV. BSE. Warga menilai aktivitas tambang tersebut telah merusak sumber air serta mengganggu irigasi sawah mereka.
Salah satu perwakilan warga, Sutrisno (48), mengatakan bahwa selama ini aktivitas tambang telah menyebabkan pendangkalan sungai dan menurunnya pasokan air bagi pertanian.
“Kami bukan menolak keberadaan tambang kalau memang resmi. Tapi tolong perhatikan dampaknya bagi kami. Sumber air jadi berkurang, sawah kami kekeringan,” ujar Sutrisno.
Dengan adanya komitmen perbaikan dari CV. BSE, warga berharap perusahaan benar-benar menjalankan janji mereka, bukan sekadar menenangkan massa.
“Kami akan tetap mengawasi. Kalau setelah satu minggu tidak ada perubahan, kami akan turun aksi lagi,” tegas Sutrisno.
Kini, semua mata tertuju pada langkah CV. BSE dalam memenuhi janji mereka untuk memperbaiki sistem pertambangan yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan.(*)