Tunda Sarapan, Dosen Unair Ungkap Efek Penyakit di Baliknya

28 April 2025 17:45 28 Apr 2025 17:45

Thumbnail Tunda Sarapan, Dosen Unair Ungkap Efek Penyakit di Baliknya
Dosen Fakultas Kesehatan masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Lutfi Fajar Nuraidah S KM, M Epid. (Foto: Humas Unair)

KETIK, SURABAYA – Anemia merupakan kondisi medis yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin yang cukup untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh.

Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan berbagai komplikasi kesehatan lainnya.

Dosen Fakultas Kesehatan masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Lutfi Fajar Nuraidah S KM, M Epid mengungkap pentingnya kebiasaan sarapan untuk mencegah risiko anemia.

"Melalui sarapan, tubuh dapat memperoleh nutrisi baik makronutrien maupun mikronutrien yang diperlukan sebagai bahan bakar, sehingga mahasiswa dapat menerima materi perkuliahan, aktif serta partisipatoris," ujarnya melalui keterangan tertulis pada Senin 28 April 2025.

Lutfi, menegaskan bahwa banyak dampak yang diakibatkan dari penundaan sarapan sebelum beraktivitas.

Khususnya dalam lingkup mahasiswa yang berdampak pada ketidak fokusan dalam kelas, gangguan pencernaan bagi yang terbiasa rutin sarapan, hingga jika tidak ada makronutrien yang terpenuhi dapat mengakibatkan anemia. 

Mahasiswa meskipun mendapatkan jadwal pagi harus dapat memaksimalkan manajemen waktunya dengan menyempatkan sarapan.

"Sarapan tidak harus dengan yang berat, hanya roti, telur dan susu, ini tergantung dengan habits masing-masing," jelas Lutfi.

Keterkaitan dan Kebiasaan
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), ditemukan adanya hubungan antara pola makan terutama kebiasaan menunda sarapan dengan risiko anemia.

Penundaan sarapan dinilai berpengaruh karena pada waktu makan pagi inilah tubuh memperoleh asupan zat gizi penting seperti zat besi, vitamin B12, dan nutrisi lainnya yang berperan dalam produksi sel darah merah.

"Kalau misalnya, yang kita awali tidak ada otomatis dapat terjadi anemia," terangnya.

Maka dari itu, ia menekankan bahwa mulai dari kecil atau anak-anak harus di bangun habits yang sedemikian rupa. Sehingga, kebiasaan baik itu yang ditanamkan sejak kecil akan lebih mudah diterapkan hingga dewasa.

"Terutama di usia remaja putri yang sudah menstruasi, itu sangat berpengaruh kalau tidak ada asupan zat besi," tambahnya.

Menurutnya, gejala anemia sering kali tidak disadari oleh mahasiswa maupun mahasiswi. Umumnya,  tanda-tanda ini baru mulai terasa ketika kepala sering pusing atau tubuh mudah lelah.

Bahkan, banyak kasus anemia baru terdeteksi saat mahasiswa melakukan donor darah dan ditemukan kadar hemoglobinnya rendah.

Terakhir, ia mengingatkan kepada mahasiswa untuk tetap peduli terhadap diri sendiri supaya dapat melakukan aktivitas perkuliahan dengan baik. Selain itu, ia juga mengajak para orang tua untuk membiasakan Pola makan sehat sejak kecil sampai dewasa.

"Harapannya ayo berfikir untuk hidup sehat supaya kita bisa memberikan generasi dan akademisi yang sehat," tutup Lutfi.(*)

Tombol Google News

Tags:

sarapan efek tidak sarapan Anemia Dosen Unair Dosen Universitas Airlangga Lutfi Fajar Nuraidah