Warga Cemorokandang Borong Kebutuhan Pokok di Gerakan Pangan Murah

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Muhammad Faizin

2 April 2024 06:48 2 Apr 2024 06:48

Thumbnail Warga Cemorokandang Borong Kebutuhan Pokok di Gerakan Pangan Murah Watermark Ketik
Warga yang memborong sembako di Kelurahan Cemorokandang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Sejak pukul 08.00 WIB, warga di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang telah mendatangi kantor kelurahan setempat, Selasa (2/4/2024). Kedatangan warga bertujuan untuk memborong sembako dalam Gerakan Pangan Murah yang digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang. 

Salah satunya ialah Ari, yang membeli empat sak beras SPHP, beras Lahap, dan beras Mentari. Harga yang tertera pun cukup terjangkau dibandingkan dengan di pasaran. 

"Hari ini beli beras 25 kg ada yang 10 kg dan 5 kg per saknya sekalian untuk persiapan zakat juga. Di sini beras SPHP lebih kurah karena kalau di luar Rp 65.000, kalau beras mentari selisihnya Rp 3.000. Lalu beli Minyakita harganya per liter Rp 14.500 lebih murah. Kalau telur Rp 23.000 dan gula pasir Rp 16.500," ujarnya saat ditemui usai berbelanja di Kantor Kelurahan Cemorokandang. 

Menurutnya tingginya harga kebutuhan pokok sangat berpengaruh pada aktivitas memasaknya. Jika biasanya Ari dapat membeli sembako dengan kualitas bagus, kini ia harus beralih ke kualitas medium. 

"Harapannya pangan murah tetap berlangsung karena sangat membantu buat ibu-ibu. Kita tahu sendiri gimana kondisi keuangan dengan uang suami yang belum naik gajinya tapi harus kita atur supaya pas," ujarnya. 

Selain Ari, Paramita yang merupakan penduduk baru di Cemorokandang juga ikut merasakan kebermanfaatan Gerakan Pangan Murah. Menurutnya kegiatan tersebut sangat membantu warga sekitar untuk mempermudah akses sembako murah. 

"Sangat membantu untuk orang-orang sekitar sini jadi tidak harus jauh-jauh belinya. Harganya juga kompetitif banget pasti sangat membantu, apalagi musim lebaran pasti orang-orang kebutuhannya lumayan banyak dan yang dibagi juga banyak," lanjutnya. 

Meskipun kenaikan harga pangan berpengaruh pada kuantitas masakannya, namun ia tak ingin mengurangi jumlah kebutuhan yang akan ia bagi-bagikan ke sanak famili 

"Tapi karena adat dan budaya kita tidak berubah, mau gak mau harus pintar-pintar cari barang yang lebih murah. Tradisi kasih ke orang tua atau tetangga itu tidak berubah jadi harus usaha cari cara yang lain. Makanya dengan adanya pangan murah ini untuk warga kan ngebantu banget," jelasnya. 

Menurutnya kenaikan harga sembako masih dapat teratasi. Namun kondisi tersebut berbeda apabila tidak adanya ketersediaan bahan pokok di pasaran. Kekosongan pasokan bahan pokok akan lebih mbuat masyarakat khawatir. 

"Ini kan sudah bagus sebenarnya karna waktu sentimennya lagi kaya gini. Posisinya banyak warga yang butuh dan kebetulan berbarengan dengan dua hari raya yaitu Paskah dan Lebaran. Pasti adanya Pangan Murah memudahkan orang-orang, daripada harus kena calo karna barang tidak ada," lanjutnya. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Gerakan Pangan Murah Kota Malang sembako murah Kelurahan Cemorokandang Pangan Murah