KETIK, KEDIRI – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kediri mencatat ada sekitar 5.375 anak usia sekolah di tahun 2023 yang putus sekolah. Kebanyakan anak putus sekolah di Bumi Panjalu yakni di tingkat SMP dan tidak melanjutkan lagi ke jenjang SMA/SMK sederajat.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, M. Muhsin menjelaskan ekonomi dan sosial diduga menjadi penyebab adanya anak putus sekolah.
"Ini yang sedang kita fokus, anak-anak yang lulus tetapi tidak melanjutkan. Kita sudah ada angka yang kita peroleh dari BPS, anak-anak yang lulus SMP memang tidak ingin melanjutkan dengan alasan bekerja," terang Muhsin usai acara apel Hari Pendidikan Nasional di halaman Pemkab Kediri, Kamis (2/5/2024) pagi.
Muhsin menyebut pada tahun 2023, sebanyak 5.375 anak yang putus sekolah. Dari ribuan anak yang tidak mau melanjutkan sekolah itu, kebanyakan dari mereka beralasan bekerja membantu orang tua.
Ia mencontohkan ada anak di wilayah Kecamatan Ngancar yang mengaku memiliki pekerjaan seperti pipil batu, supir atau kernet untuk pasir.
Untuk mengatasi fenomena itu, Pihak Disdik mengaku pada tahun 2024 ini telah memberikan solusi dengan cara fasilitas pendidikan maupun fasilitas kerja. Fasilitas yang dimaksud diantaranya adalah memberikan peningkatan rata-rata lama sekolah untuk para siswa di Kabupaten Kediri. Seperti melanjutkan sekolah setingkat lebih tinggi dengan beasiswa.
"Ada berbagai beasiswa yang kita sediakan, seperti untuk anak-anak yang tidak mampu, ada juga beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi, kemudian ada beasiswa bagi anak-anak yang sudah lulus setingkat SMA tetapi tidak mau melanjutkan sekolah," paparnya.
Lebuh jauh pihak Disdik Kabupaten Kediri juga tengah mempersiapkan program kerja dikhususkan bagi mereka yang putus sekolah karena tak mau lanjut. Program yang sedang digodok ini nantinya akan bekerjasama dengan pihak dunia usaha atau dunia industri dimana kempuan dan kemauan anak-anak yang putus sekolah bisa tersalurkan.
"Insyaallah ini sedang kita matangkan rencananya dan segera kita umumkan pada masyarakat. Sebelum itu kita juga lakukan identifikasi dan kita sekolahkan di sekolah non formal jika mereka masih mau melanjutkan sekolah," tutupnya. (*)