KETIK, SURABAYA – Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) Surabaya menerjunkan 75 petugas kesehatan setiap harinya di Asrama Haji Sukolilo.
BBKK Surabaya juga memastikan kelengkapan klinik dan kesiapan personel dalam aspek kesehatan.
"Sebagai prioritas utama, setiap jemaah akan diberikan satu tas berisi obat-obatan ringan, vitamin, tempat semprotan isi air, serta obat-obatan mandiri," ujar Kepala BBKK Surabaya, Rosidi Roslan, Sabtu (11/5/2024).
Sebanyak 75 tenaga kesehatan terdiri dari dokter, perawat, tenaga kesehatan farmasi, sanitarian, dan driver ambulans.
"Kami menyiapkan 6 mobil ambulans yang siaga di asrama. Lalu ada juga tenaga komputer (IT) yang bertugas mengelola data kesehatan jamaah," tambahnya.
Di sisi lain, BBKK Surabaya juga akan melakukan pemeriksaan atau screening kesehatan yang ketat sebelum keberangkatan. "Seperti cek tensi, suhu tubuh, kemampuan menghirup oksigen," imbuh alumnus Universitas Indonesia itu.
Dari pemeriksaan kesehatan tersebut, jemaah yang berisiko tinggi, dalam hal ini tidak layak terbang secara kesehatan, nantinya akan dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
"Khususnya jemaah yang hamil ya. Usia kehamilan di bawah 14 minggu dan di atas 26 minggu itu dilarang untuk terbang, demi keamanan calon bayi dan ibunya," ujarnya.
Rosidi mengimbau para calon jemaah haji untuk senantiasa menjaga kesehatan selama beribadah di tanah suci. Salah satunya dengan cara beristirahat yang cukup.
"Kemampuan fisik juga diperhatikan dan makanan juga dijaga. Jangan terlalu diforsir ibadahnya. Ibadah haji itu ibadah fisik. Jangan sampai ibadah yang diforsir itu jadi terabaikan kesehatannya," tandasnya. (*)