Cara Beckham dan Rizal Ramli Mendidik Anak, Tak Manfaatkan Popularitas dan Kekuasaan

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Moana

21 Juni 2023 12:17 21 Jun 2023 12:17

Thumbnail Cara Beckham dan Rizal Ramli Mendidik Anak, Tak Manfaatkan Popularitas dan Kekuasaan Watermark Ketik
Tokoh Nasional Dr Rizal Ramli.(Dok.KETIK)

KETIK, JAKARTA – Demam tanding Argentina dan Timnas Indonesia memang telah usai. Hasil 0-2 wajar karena berhadapan dengan peringkat 1 dunia. 

Jika Lionel Messi main, mungkin Indonesia bisa kalah lebih dari dua gol. Messi memang tidak datang, salah satu alasannya karena tengah mempersiapkan diri berlaga di Inter Miami Florida, Amerika Serikat. Dua MNC dunia Adidas dan Apple akan jadi sponsor Messi.

Pemilik inter Miami Florida merupakan mantan pemain top Manchester United dan Timnas Inggris, David Beckham. 

Beckham terkenal dengan  tendangan melengkungnya bend it like Beckham. Ia adalah sosok keren dan cool. Menikah dengan cinta matinya, Victoria “Spice Girl“ Beckham. 

"Couple ini punya way of life dalam mendidik anak-anaknya," demikian ungkap Pengamat Geopolitik Tulus Sugiharto, Rabu (21/6/2023). 

Tapi ini bukan tentang bola semata. Di balik popularitas dan kesuksesan Beckham ada sebuah pelajaran berharga. Yaitu tentang cara pria yang mendapat predikat Officer of the Order of the British Empire (OBE) dari Ratu Elizabeth II ini dalam mendidik anak-anaknya. 

Beckham bersama istri membebaskan ketiga anaknya menjadi apa saja. Ada yang menjadi model, fotografer bahkan pemain bola seperti ayahnya.

David Beckham dan Victoria memiliki tiga anak laki-laki dan satu anak perempuan. Namun, hanya satu anak saja jadi pemain bola, Romeo Beckham. Ia lahir 1 September 2002. Romeo kini bermain di Klub Liga 1 Inggris Bradford B, Tim U under 21 atau cadangan. 

Ini jelas berbeda dengan karir awal David  Beckham. Ia memulai karir profesionalnya langsung masuk Manchester United 1992,  saat umurnya masih 17 tahun.   

Meskipun demikian, David Beckham bahagia dengan pencapaiannya. It seems happy  with what he achieved. He really  proud and happy.    

Cara seorang Beckham memang agak 'crazy' dalam mendidik anaknya. Ia benar-benar unconditional father’s. Seorang ayah tanpa syarat, menyayangi anaknya tanpa syarat. A father's love is like no other : it's unconditional, strong, and everlasting. It's legacy. 

"Unconditional father's dan kasih legacy untuk anak-anaknya, gue remind Bang Rizal Ramli (RR)," kata Tulus. 

Tulus mengatakan, jika melihat sikap Beckham tersebut ia teringat dengan sosok Rizal Ramli. Tokoh nasional- populer dan kritis di Tanah Air dengan sepak terjang sebagai birokrat hingga begawan ekonomi. 

Rizal Ramli merupakan jebolan S-1 Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung dan berhasil menyelesaikan pendidikan Doktor Ekonomi di Boston University. 

Mantan tokoh pergerakan mahasiswa, ahli ekonomi dan politisi Indonesia. Di tingkat internasional, Rizal pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya. Ia bukan tokoh karbitan di tengah jalan. 

Ketokohan ini memiliki empati yang sangat mendalam kepada rakyat dan bangsa. Tidak peduli dengan jabatan jika sudah menyangkut kepentingan rakyat, mau berkorban kedudukan dan turun ke jalan memimpin unjuk rasa. 

Bahkan karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013 silam. 

Ketokohan yang sangat gagah perkasa menghadapi gelombang ujian dalam perjuangan menegakkan keadilan dan kepentingan rakyat. 

Rizal Ramli juga disebut paling banyak memiliki jabatan dan pengalaman dalam pemerintahan. Ia berkali-kali menjadi menteri.

Bahkan sebuah catatan keberhasilan ia torehkan kala menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, hingga Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional. 

Ketokohan Rizal Ramli dinilai banyak kalangan paling sempurna dalam menguasai permasalahan utama bangsa serta terobosan yang praktis, efisien dan nyata.

Baik masalah ekonomi, politik, pendidikan, birokrasi, strategi, keadilan, kebhinekaan, kebangsaan, sejarah dan keistimewaan masing masing daerah.

Ketokohan yang memiliki sistim leadership operational capacity yang tangguh sehingga bukan hanya mampu mengawal sistem birokrasi dan mengurangi kasus korupsi tapi bahkan membasmi bakteria yang merusak sistim birokrasi dan menghancurkan kuman-kuman korupsi.

Namun, kata Tulus, anak-anak Rizal Ramli tak perlu seperti dirinya. Tak harus menjadi seorang ekonom hebat, aktivis lapangan maupun pejabat negara karena jaringan kuat ketokohan ayahnya. 

"Kagak harus famous, apalagi mikirin anaknya jadi komisaris atau direksi di perusahaan relasi konco-nya," ujar Tulus. 

Sikap Rizal Ramli lebih mendorong siapapun dari generasi anaknya, gen milenial dan Gen Z untuk jadi anak muda yang berani membela rakyat kecil, kritis untuk  memiliki masa depan yang cerah, pemimpin bangsa masa depan. Paling penting gotta glow up one day. 

"Karena begini, ada banyak politikus yang mungkin agak maksa anaknya ikut jejak mereka, bahkan ngajarin anaknya boleh apa aja asal tujuan tercapai," sindir Tulus.

Ia maksud adalah sosok pejabat tinggi negara yang dinilai membangun dinasti politik dan memperluas gurita bisnisnya. Menggunakan buzzer plus Sure-pay. Demikian Tulus memplesetkan survey. 

Padahal, dulu janjinya tak seperti itu. Namun janji hanya tinggal janji saat menggenggam kekuasaan. 

"Bikin dinasti politik? Ya why not? Dulu ada yang  sempet bilang,  nggak mikirin, terserah anaknya jadi apa aja. Sekarang, mumpung kuasa kali ya?  Satu, dua eh mungkin tiga anaknya udah jadi atau bakal pemimpin daerah?  A little bit freaky ? Cuma ada yang belain,  ini mah bukan politik dinasti because udah beda KK alias Kartu Keluarga? it's legacy," tutup Tulus.(*)

Tombol Google News

Tags:

Dr Rizal Ramli David Beckham Gen Z MILENIAL Mendidik Anak Tulus Sugiharto