KETIK, MALANG – Merespons penutupan sekitar 200 unit koperasi di Kota Malang, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang berupaya mendorong terwujudnya koperasi yang sehat.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, mengungkapkan bahwa dari 500 koperasi, sekitar 300 di antaranya masih aktif dan layak beroperasi.
"Koperasi yang tutup sudah ada 200an dari total 500 koperasi di Kota Malang," ujar Eko, Selasa, 6 Mei 2025.
Lebih lanjut, Eko menerangkan bahwa koperasi-koperasi yang ditutup itu dicabut izinnya karena berbagai pelanggaran terhadap Undang-Undang Perkoperasian. Beberapa di antaranya adalah tidak menjalankan fungsi sebagaimana mestinya dan tidak pernah menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
"Mereka sudah melanggar UU Perkoperasian yang sangat fatal. Sudah tidak aktif, tidak berjalan lagi dan tidak pernah RAT. Kita sudah identifikasikan dan diajukan agar dicabut perizinannya," jelasnya.
Diskopindag terus mendorong koperasi yang masih eksis di Kota Malang agar menjadi koperasi sehat. Ia berpesan agar koperasi terus menegakkan dan menjalankan UU Perkoperasian.
"Untuk yang masih aktif, kita harapkan tetap menggunakan UU Perkoperasian sesuai regulasi di tingkat pusat. Sehingga bisa selalu dinamis dan kami berharap tetap memperhatikan agar menjadi koperasi sehat," jelasnya.
Diskopindag Kota Malang juga terus melakukan pengawasan koperasi melalui Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) yang berperan sebagai mitra strategis Pemkot Malang untuk mewujudkan koperasi sehat.
"Dekopin ini mitra Diskopindag, menjadi partner pemerintah untuk kegiatan perkoperasian di Kota Malang. Jadi kita harapkan bisa melakukan edukasi," tutupnya.(*)
