KETIK, JEPARA – Jepara kembali bergemuruh dengan dentuman khas musik Thongtek dalam gelaran 'Jepara Festival Thongtek Ramadhan 2025', Jumat 21 Maret 2025 malam.
Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang rute festival, menyaksikan pawai musik perkusi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi bulan suci Ramadhan di Jepara ini.
Thongtek merupakan musik perkusi tradisional yang dimainkan dengan alat-alat sederhana seperti kentongan, tong, panci, dan potongan besi.
Suara yang dihasilkan dari tabuhan ritmis alat-alat ini memiliki daya magis tersendiri, membangkitkan semangat dan menggugah warga untuk bangun di waktu sahur.
Sejak dulu, masyarakat Jepara menggunakan Thongtek sebagai tanda dimulainya santap sahur sebelum menjalankan ibadah puasa.
Di tengah perkembangan zaman, fungsi Thongtek tidak hanya sebagai alarm tradisional, tetapi juga menjadi bagian dari ekspresi seni dan budaya.
Setiap grup memiliki pola tabuhan khas yang mencerminkan kreativitas dan identitas daerah masing-masing. Dentuman kentongan berpadu dengan bunyi logam yang dipukul menciptakan harmoni unik yang menggema di malam hari, menghidupkan suasana Ramadhan dengan nuansa yang khas dan penuh kebersamaan.
Kini, Thongtek bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi ajang kompetisi dalam festival-festival Ramadhan di Jepara. Dalam festival ini, Thongtek disulap menjadi pertunjukan yang atraktif dengan kombinasi irama yang lebih kompleks dan dinamis.
Para peserta unjuk kebolehan di hadapan para juri dan penonton Festival Thongtek 2025 di Kelurahan Panggang Jepara, Jawa Tengah, Jumat (21/3/2025) (Foto: Malik Naharul/Ketik.co.id)
Generasi muda pun semakin tertarik untuk terlibat, berlatih secara berkelompok, dan berinovasi dalam menciptakan aransemen musik Thongtek yang lebih kreatif.
Lurah Panggang, Solichin, mengatakan bahwa Thongtek bukan hanya sekadar hiburan semata, festival ini menjadi ajang pelestarian budaya yang diwariskan turun-temurun. Ia menyebut bahwa festival ini adalah bentuk nyata kepedulian terhadap seni musik tradisional Jepara.
"Kami ingin memastikan bahwa Thongtek tetap lestari dan dikenal oleh generasi muda. Festival ini bukan hanya perlombaan, tetapi juga simbol kebersamaan dan semangat gotong royong menjelang Ramadhan," ujarnya.
Sebanyak 26 grup perkusi dari berbagai kecamatan di Jepara berlomba memperebutkan Piala Bergilir Bupati Jepara dengan total hadiah Rp4,5 juta. Rute festival dimulai dari SDN Panggang Kampus, melintasi Jalan Mangunsarkoro, Jalan Imam Bonjol, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Kartini, dan kembali ke titik awal.
Para peserta menampilkan kreativitas dalam memainkan alat musik tradisional seperti kentongan, drum bekas, ember, serta potongan logam. Suara ritmis yang menggema di sepanjang jalan menciptakan atmosfer khas Ramadhan yang membangkitkan semangat bagi masyarakat.
Wakil Bupati Jepara, Muhammad Ibnu Hajar, yang hadir membuka acara mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi tradisi festival musik Thongtek ini. Menurutnya, Festival Thongtek merupakan bagian dari identitas budaya Jepara yang harus terus dilestarikan. Melalui event seperti ini ia berharap musik tradisional tersebut dapat terus berkembang.
"Thongtek adalah bagian dari identitas budaya Jepara yang harus terus dilestarikan. Semangat masyarakat dalam menjaga tradisi ini sangat luar biasa dan patut diapresiasi," katanya.
Festival Thongtek ini terbukti sukses menarik animo masyarakat. Berdasarkan pantauan Tim Ketik.co.id di lokasi, festival ini menyedot perhatian ribuan warga yang memadati jalan-jalan utama.
Semangat para peserta pun begitu terasa, dengan hadirnya grup-grup Thongtek dari berbagai daerah seperti Jepara, Bandengan, Mlonggo, Langon dan Tahunan berlomba menampilkan permainan terbaik mereka.
Para pemain musik perkusi Thongtek unjuk kebolehan di hadapan para juri dan penonton Festival Thongtek 2025 di Kelurahan Panggang Jepara, Jawa Tengah, Jumat (21/3/2025) (Foto: Malik Naharul/Ketik.co.id)
Bahkan, kelompok dari desa-desa sekitar seperti Batealit, Mayong, dan Welahan turut meramaikan acara ini. Mereka mempersiapkan penampilan dengan serius, menciptakan harmoni unik yang memukau penonton dan dewan juri.
Ikhwan, salah satu peserta festival, mengaku bangga bisa ikut serta dalam ajang bergengsi ini.
"Ini bukan hanya soal menang atau kalah, tapi bagaimana kami bisa mempertahankan budaya leluhur dan menyebarkan semangat kebersamaan menjelang Ramadhan," ujarnya.
Sementara itu, Wahyu, warga yang hadir sebagai penonton, menuturkan bahwa festival ini menjadi bagian dari suasana Ramadhan yang selalu ia nantikan.
"Suara Thongtek yang rampak dan meriah selalu mengingatkan kami akan kehangatan Ramadhan. Festival ini membawa semangat baru bagi kami dalam menyambut bulan penuh berkah," katanya.
Selain sebagai ajang perlombaan, Festival Thongtek menjadi wadah edukasi bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai budaya lokal. Para pemuda yang tergabung dalam kelompok-kelompok Thongtek telah berlatih selama berminggu-minggu demi memberikan penampilan terbaik mereka.
Festival ini membuktikan bahwa budaya tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang dan terus mendapat tempat di hati masyarakat.
Jepara Festival Thongtek Ramadhan 2025 menjadi saksi bahwa tradisi lokal dapat tetap hidup di tengah modernisasi, menghubungkan generasi lama dan baru dalam semangat kebersamaan. (*)