Gubernur Lemhannas Angkat Isu Dinamika Geopolitik Global di Retret Kepala Daerah Gelombang II

23 Juni 2025 19:15 23 Jun 2025 19:15

Thumbnail Gubernur Lemhannas Angkat Isu Dinamika Geopolitik Global di Retret Kepala Daerah Gelombang II
Gubernur Lemhannas Tb Ace Hasan Syadzily memberi materi kepada peserta retreat 2 para kepala daerah di Kampus IPDN Jatinangor Kab Sumedang Senin (23/6/25).(Foto: IPDN)

KETIK, SUMEDANG – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Tb Ace Hasan Syadzily menyoroti dinamika geopolitik global saat menjadi nara sumber Retret Kepala Daerah Gelombang Kedua di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Senin 23 Juni 2025.

Gubernur Lemhanas menandaskan sangat penting bagi kepala daerah memiliki kewaspadaan nasional di tengah dinamika geopolitik global yang saat ini tengah terjadi.

"Pemahaman ini perlu dimiliki kepala daerah, agar dapat menyusun kebijakan secara tepat. Salah satunya dengan memperhatikan Asta Cita yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, termasuk kebijakan efisiensi anggaran," jelas Ace.

Ia menilai, kebijakan yang tepat dilakukan oleh kepala daerah, menjadi rangka dalam mengantisipasi berbagai potensi-potensi yang bisa saja menimbulkan dampak terhadap ekonomi nasional.

Karena itu materi yang dibawakan Ace kepada peserta retret lebih menekankan terhadap situasi geopolitik global dan dampaknya terhadap ketahanan nasional serta kondisi di daerah.

"Materi ini penting, karena tidak ada kebijakan, termasuk di daerah, yang tidak terdampak oleh situasi geopolitik global," tandasnya.

Beberapa dinamika isu global yang penting diperhatikan oleh para kepala daerah, seperti kenaikan tarif resiprokal yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

"Sedikit banyak akan mempengaruhi terhadap misalnya industri, beberapa industri di kita, terutama misalnya soal industri garmen, industri tekstil, industri kayu, dan lain sebagainya," urainya.

Kondisi ini, kata Ace, perlu diantisipasi oleh setiap daerah dengan langkah serius, salah satunya melalui diversifikasi produk sesuai karakteristik masing-masing daerah.

Selain itu perlu juga memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), agar berdaya saing di tengah situasi global saat ini.

Mengenai situasi global yang tengah terjadi saat ini, isu terbaru terkait perang antara Iran dan Israel, dinilai memberikan dampak terhadap beberapa negara untuk terlibat.

Diketahui, kondisi ini akan berdampak terhadap situasi global, salah satunya terhadap harga minyak. Hal ini disebabkan sikap Iran yang mengancam akan menutup Selat Hormuz yang menjadi jalur penting bagi pasokan minyak dunia.

"Karena kita tahu bahwa Selat Hormuz merupakan salah satu di antara lintasan perdagangan rantai pasok global terutama harga minyak dunia, yang saat ini sudah kita ketahui bersama sudah mulai merangkak naik," jelasnya.

Di tengah situasi global saat ini, Ace menekankan kepada para peserta retret, pentingnya terus memperkuat kemampuan ekonomi dalam negeri. Bila kemampuan tersebut dimiliki, menurutnya Indonesia diyakini dapat melewati dinamika situasi global dengan cukup baik.

"Karena itu, upaya mendorong Indonesia menjadi negara maju pada 2045 menjadi langkah penting. Terlebih saat ini Indonesia tengah mengalami bonus demografi yang merupakan modal penting dalam memperkuat ketahanan nasional," tegas Ace.

"Harus menjaga kekompakan, menjaga persatuan, dan memastikan agar semua ada dalam satu kekompakan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah," imbuhnya.

Pemerintah kembali menyelenggarakan retret kepala daerah yang berlangsung pada 22–26 Juni 2025 di IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Materi yang disampaikan dalam retret gelombang kedua ini serupa dengan yang dibahas pada gelombang pertama yang digelar pada Februari 2025 di Magelang.

Materi dalam retret tersebut mencakup tiga pokok utama, yakni tugas utama kepala daerah, pembekalan teori seperti misi Asta Cita, serta isu pemberantasan korupsi dan wawasan kebangsaan yang disampaikan oleh Lemhannas. 

Sebelumnya diberitakan, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menjelaskan, materi retret kepala daerah juga berisi mengenai batas wilayah serta potensi konflik kewilayahan. Materi ini dibawakan oleh Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Safrizal Zakaria Ali, dalam sesi pembelajaran.

“Nanti Pak Safrizal akan menjelaskan materi seputar batas desa karena masih banyak desa yang belum menyelesaikan penetapan batas wilayahnya. Selain itu, juga akan dibahas isu sengketa wilayah, penarikan garis batas, kodifikasi, dan sebagainya,” jelas Bima Arya.

Ia menuturkan retret gelombang kedua kali ini menyajikan informasi yang lebih terkini kepada peserta dibandingkan dengan gelombang pertama karena ada perkembangan isu administratif wilayah dalam beberapa waktu terakhir.

“Para peserta kali ini bisa dibilang lebih beruntung karena memperoleh tambahan wawasan dari perkembangan-perkembangan terbaru yang relevan dengan peran mereka sebagai kepala daerah,” ujarnya.

Meski begitu, Bima menegaskan bahwa inti materi dalam retret gelombang kedua ini tetap identik dengan retret sebelumnya. "Secara substansi, isi materinya tetap sama persis dengan retret gelombang pertama," tegasnya.

Bima juga menyampaikan bahwa kegiatan retret ini bertujuan memperkuat pemahaman kepala daerah terhadap fungsi pemerintahan serta memastikan sinkronisasi dengan visi Presiden Prabowo Subianto.

“Retret ini menjadi sarana agar para kepala daerah memahami dan mampu mengakselerasi implementasi gagasan besar Presiden melalui program Asta cita,” kata Bima Arya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Retreat retret Ipdn retret ipdn Kepala daerah Lemhanas Gubernur Lemhanas