KETIK, JAKARTA – Haji Furoda adalah jenis paket haji yang ditawarkan oleh biro perjalanan haji di Indonesia yang memungkinkan calon jamaah untuk menunaikan ibadah haji tanpa harus menunggu dalam antrian panjang kuota haji reguler.
Hal ini bisa dilakukan karena menggunakan visa khusus yang dikeluarkan langsung oleh pemerintah Arab Saudi, yang dikenal sebagai visa mujamalah atau furoda. Visa ini biasanya diberikan untuk tamu-tamu khusus atau melalui undangan pribadi.
Dengan memilih haji furoda, calon jemaah dapat menunaikan ibadah haji tanpa harus menunggu lama, meskipun dengan biaya yang lebih tinggi dan fasilitas yang lebih eksklusif.
Karena itu, masyarakat mempertanyakan bahwa haji furoda mengambil jatah atau hak dari haji reguler maupun haji plus, dijelaskan oleh Ustaz Mico Kelana Perdana sebagai Muthowif dari PT Wafdullah Tamu Mulia atau Wafdulloh Group menjelaskan bahwa Haji Furoda memiliki jalur yang berbeda dari dua jalur haji biasanya.
Menurutnya praktik di lapangan berbeda sekali, karena semua jemaah haji yang menggunakan program haji mujamalah atau haji furoda itu mereka punya kuota sendiri.
Jadi itu kuota tersedia tidak mengambil dari kuota yang pemerintah Indonesia yang dapat dari Arab Saudi.
"Haji furoda ini memang ongkos biayanya sangat mahal, prosesnya juga dengan banyak dinamika dan orang kadang salah informasi, salah persepsi kita ambil jatah haji orang lain. Tidak, no naudzubillah," terang Mico pada Ketik Media.
Mico menjelaskan di Indonesia ada 2 kuota, ada kuota reguler ada khusus, kuota furoda langsung dari kewenangan pemerintah Arab Saudi.
"Kuotanya juga tidak ada yang tahu, nanti ketahuannya, nanti setelah evaluasi pemerintah, biasanya dari tahun ke tahun ada 9 ribu sampe 10 ribu, tahun lalu ada 7ribuan," terang Mico
Mico menerangkan bahwa agar masyarakat tidak terkena tipu adanya haji furoda, Miko memberikan wejangan khusus mislanya visa yang dikeluarkan hanya melalui aplikasi Saudivisadium.
"Kuncinya adalah ketika dapat visa itu harus dipastikan visa haji dan visa furoda ini sekarang biayanya track digital pakai aplikasi Saudivisadium, karena itu prosesnya cuma 1, tidak boleh di tempat lain," terangnya.
"Jadi ketika ada travel bilang bapak ibu datang ke Jakarta untuk Biometrik dipastikan visa itu bukan visa haji," imbuh Mico.
Saat disinggung mengenai harga haji furoda yang mahal, Mico menjelaskan haji furoda ini diibaratkan membeli waktu, haji reguler sendiri mahal sebenarnya karena ada dana investasi yang pemerintah dapat jadi jemaah bayarnya separuh harga.
"Karena visanya ada biaya transaksional pengupayaan jadi misal ongkos kita masuk ke ruangan tertentu itu ada biaya pengupayaan-pengupayaan dan itu dibayar bukan by sistem," ujar Mico.
Menurut Mico, kuota haji furoda juga tidak dapat dipastikan karena itu adalah kewenangan dari amir-amir Arab Saudi atau biasa disebut pangeran Arab.
"Jadi yang bisa memberi kuota haji kehormatan ini ya para amir-amir tadi ya para pangeran-pangeran tadi. Kalau pemerintah itu bilangnya jalur undangan," pungkas Ustaz Mico. (*)