KETIK, JAKARTA – Lautan manusia memadati Masjidil Haram pada Ahad, 10 Dzulhijjah 1445 H atau 16 Juni 2024 untuk menunaikan salat Idul Adha 1445 H. Jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di halaman masjid suci ini, dengan penuh khusyuk dan meriah, untuk merayakan Hari Raya Kurban.
Sejak subuh, jemaah sudah mulai berdatangan, memadati setiap sudut Masjidil Haram. Jurnalis Ketik.co.id beruntung setelah mabit di Muzdalifah bisa tiba di Masjidil Haram sebelum azan subuh dan berkesempatan mengikuti sholat subuh berjamaah di sehingga dapat menyaksikan gelombang kedatangan jemaah salat Idul Adha.
Mereka datang dengan berbagai pakaian terbaik, tak sedikit juga yang mengenakan ihram berwarna putih, dan ada pula yang hadir bersama keluarga besar dan anak-anak penuh dengan semangat dan kegembiraan menyambut hari raya istimewa ini.
Sesekali lantunan talbiyah menggema di pengeras suara seluruh penjuru masjid menciptakan atmosfer yang penuh kekhusyukan dan kedamaian.
Tepat pukul 05.50 waktu setempat, salat Idul Adha pun dimulai. Salat diimami Syekh Prof. Dr. Abdulrahman Al-Sudais (Presiden Haramain, imam & khatib Masjidil Haram) yang terkenal dengan suara merdunya, membimbing para jemaah dalam menunaikan salat dengan penuh khusyuk dilanjutkan dengan khotbah Idul Adha yang mengingatkan para jemaah tentang makna dan hikmah di balik Hari Raya Kurban.
Suasana perayaan Idul Adha di kawasan Masjidil Haram (Foto: Muhsin Budiono/Ketik.co.id)
Sepanjang salat, suasana di Masjidil Haram terasa sangat khidmat dan khusyuk. Jemaah tampak khusyuk mengikuti gerakan imam, dengan hati yang dipenuhi keimanan dan ketaatan. Di tengah pelaksanaan salat Idul Adha sebagian jemaah masjid tampak ada yang melanjutkan pelaksanaan ibadah thawaf dan sa'i.
Momen ini menjadi momen yang sangat berharga bagi umat Islam untuk merenungkan diri dan memperkuat keimanan. Setelah sholat selesai, banyak jemaah yang kemudian mengerumuni Ka'bah, memanjatkan doa dan harapan kepada Allah. Tak sedikit pula yang melakukan tawaf, mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, sebagai bentuk penghormatan dan rasa cinta mereka kepada Allah Swt.
Suasana di Masjidil Haram masih ramai hingga menjelang siang hari. Para jemaah memanfaatkan momen ini untuk beribadah sekaligus berwisata religi di Kota Suci Mekkah. Salat Idul Adha 1445 H di Masjidil Haram menjadi bukti nyata persatuan dan kesatuan umat Islam di seluruh dunia, dalam merayakan hari raya Kurban dengan penuh khusyuk, meriah, dan penuh makna.(*)