Mengenal Sosok di Balik Ramainya Damba Resto di Makkah, Tetap Buka saat Idul Fitri, Hadirkan Menu Spesial Opor Ayam

30 Maret 2025 13:09 30 Mar 2025 13:09

Thumbnail Mengenal Sosok di Balik Ramainya Damba Resto di Makkah, Tetap Buka saat Idul Fitri, Hadirkan Menu Spesial Opor Ayam Watermark Ketik
Taufik Syaban, pengelola Damba Resto, yang sukses mengembangkan bisnis kuliner di Mekkah. (Foto: Muhsin Budiono/Ketik.co.id)

KETIK, JAKARTA – Pemerintah Saudi menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H untuk kaum muslimin di negara Saudi Arabia jatuh pada hari Ahad (Minggu) tanggal 30 Maret 2025 Masehi. Selisih sehari dengan di Indonesia.

Jemaah Masjidil Haram yang tengah menanti pengumuman tersebut sejak menjelang berbuka puasa langsung mengumandangkan takbir ketika mengetahui pengumuman hari raya. Sebagian juga nampak terisak menitikkan air mata sebab ditinggal oleh bulan mulia Ramadhan.

Meski tak seramai malam 27 Ramadhan namun suasana Masjidil Haram terpantau cukup padat seiring jamaah yang berbondong keluar Masjid selepas melaksanakan sholat isya' berjamaah.

Karena besok masuk hari raya Idul fitri jadi malam ini (29 Maret) mereka sudah tak lagi melakukan sholat tarawih berjamaah.

Ada yang tinggal di dalam masjid hingga masuk waktu sholat Ied. Ada juga yang kembali ke hotel/penginapan, ada yang berbelanja di pasar atau mall dekat masjid, dan ada juga yang lanjut kuliner mencari tempat makan di sekitaran masjid.

Kalau di dalam masjid saat berbuka hanya makan ta'jil ringan maka ke tempat makan ini untuk mencari makanan yang agak berat atau mengenyangkan.

Bagi jemaah umroh asal Indonesia yang saat ini berlebaran di tanah suci dan rindu masakan Indonesia, maka Damba Resto bisa jadi pilihan utama.

Sebab khusus Idul Fitri hari ini ada special menu yakni lontong opor ayam ala Damba Resto. Buka mulai jam 08.00 WSA.

Foto Salah satu sudut Damba Resto yang ramai diserbu pengunjung jelang Salat Idul Fitri di Mekkah. (Foto: Muhsin Budiono/Ketik.co.id)Salah satu sudut Damba Resto yang ramai diserbu pengunjung jelang Salat Idul Fitri di Mekkah. (Foto: Muhsin Budiono/Ketik.co.id)

Damba merupakan restoran yang menyuguhkan menu-menu Nusantara. Berlokasi di Grand Zam-Zam Tower lantai P4 jaraknya hanya sekitar 3 menit jalan kaki dari pelataran Masjidil Haram.

Sangat recommended dikunjungi sebab Damba memiliki makanan khas Indonesia yang sangat memanjakan lidah para jama’ah haji maupun umrah dan bisa mengobati rasa rindu jama’ah akan makanan nusantara.

Muhsin Budiono, jurnalis Ketik yang sedang menjalani program umroh plus i'tikaf Ramadhan tahun ini beruntung dapat mengunjungi Damba Resto sekaligus bertemu dan berbincang dengan pendiri sekaligus pengelola Damba. 

Sosok di balik ramai dan suksesnya restoran tersebut bernama Taufik Syaban.

Kang Taufik, demikian panggilannya, berasal dari Tasik dan merupakan pakar hospitality management alumnus Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.

Lepas lulus STP jurusan hospitality di tahun 2004, pada 2015 ia melanjutkan study jalur beasiswa fully funded ke Cornell University. Di sana Kang Taufik mengambil jurusan Global hospitality management.

Di usianya yang 38 tahun ini, ia mengungkapkan bahwa bisnis kuliner masakan Indonesia di Makkah sangat prospektif, meski banyak juga tantangan dan persyaratan yang harus dipenuhi agar comply dengan aturan Saudi.

Ia tidak asal ngecap. Kerinduan pada Tanah Air, membuat sajian di Damba Resto sering menjadi buruan jamaah haji Indonesia.

Foto Eksklusif! Jurnalis Ketik Muhsin Budiono bersama Taufik Syaban Owner Damba Resto di Makkah. (Foto: Muhsin Budiono/Ketik.co.id)Eksklusif! Jurnalis Ketik Muhsin Budiono bersama Taufik Syaban pengelola Damba Resto di Makkah. (Foto: Muhsin Budiono/Ketik.co.id)

Jangan heran bila pengunjung yang makan di Damba harus rela antri berdiri setidaknya 20-30 menit untuk bisa melakukan order makanan/minuman.

"Di musim Haji bisa lebih mengular lagi. Hajian kemarin (2024) antrian pengunjung bisa 2 jam," ujarnya saat diwawancarai Ketik.

Meski belum genap setahun berdiri keberadaan Damba Resto sudah menjadi buah bibir dan banyak diulas di sosial media para jamaah umroh/haji tanah air.

Ini barangkali sesuai namanya, Damba.

Saat ditanya mengapa diberi nama Damba, Kang Taufik menjelaskan bahwa filosofinya adalah rasa atau keinginan yang mendalam untuk bertemu.

"Jadi tingkatan rasa untuk bertemu itu sebenarnya ada tiga. Tingkatan paling bawah disebut kangen. Kangen itu spontanitas. Setelah kangen ada rindu. Rindu ini situasional, dan rasa yang ada cukup mendalam. Nah, ditingkatan teratas ada damba. Benar-benar kepingin dari dasar lubuk hati dan sepenuh jiwa. Makanya orang umroh atau haji itu sebutannya pendamba Baitullah. Atau mendambakan Ka'bah. Bukan lagi kangen atau rindu. Tapi damba. Mendambakan untuk dipanggil Allah ke tanah Haram. Nah, Damba Resto juga begitu. Orang-orang mendambakan sangat makanan Indonesia. Kepingin yang mendalam. Makanya ada Damba Resto," beber Kang Taufik menjelaskan.

Selain menunya yang beragam, suasana makan bersama yang nyaman serta harga menu yang terjangkau menjadi daya tarik tersendiri. Dari daftar menu yang ditampilkan, sekali makan dan minum per orang disini hanya menghabiskan 40-60 riyal. 

"Harus tidak boleh sama dan mampu menangkap kebutuhan pasar," jawab Kang Taufik saat ditanya apa tipsnya untuk bisa berbisnis kuliner di luar negeri.

Damba ini didirikan salah satunya karena menangkap kebutuhan dan kerinduan jamaah Indonesia maupun rumpun melayu pada umumnya akan makanan yang sesuai dengan lidah, penerimaan perut atau pun yang cocok dengan selera mereka. 

"Alhamdulillah tiap hari saya selalu menyempatkan waktu untuk menyapa langsung beberapa pengunjung yang datang. Datang ke meja-meja mereka untuk sekedar menyapa, menanyakan rasa masakan atau meminta saran/kritik. Dari pertemuan sebentar itu jadi ada hubungan atau keterikatan. InsyaAllah. Pelanggan disini bukan hanya dari Indonesia. Ada juga dari Singapore, Malaysia, Thailand, Brunei, Hongkong, dan lainnya. Bahkan mereka cukup loyal dengan melakukan booking diruang VIP Damba Resto," pungkas Taufik. (*)

Tombol Google News

Tags:

Muhsin Budiono Taufik Syaban Damba Resto Lebaran di Mekkah Laporan Muhsin Budiono