KETIK, BONDOWOSO – IAI At Taqwa Bondowoso menggelar wisuda sarjana S1 ke-17, di Gedung Islamic Center At-Taqwa pada Sabtu, 28 Desember 2024. Disebutkan total ada 232 mahasiswa yang diwisuda.
Dalam sambutannya, Dr. Suheri Rektor IAI At-Taqwa memberikan pesan yang menggugah hati para wisudawan. Beliau menekankan bahwa baju toga yang dikenakan para lulusan bukan sekadar simbol formalitas, melainkan sarat dengan makna filosofis yang mendalam.
Lebih jauh, ia mengungkapkan tradisi pemakaian toga yang pertama kali diperkenalkan oleh tokoh Islam dari Andalusia, dan kemudian diadopsi oleh budaya Eropa merupakan representasi dari perjalanan panjang menuntut ilmu.
"Toga adalah lambang perjuangan untuk meraih ilmu yang tidak hanya memberi manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi umat manusia," ungkap Rektor dengan penuh semangat.
Ia kemudian menjelaskan lebih lanjut mengenai filosofi di balik setiap elemen toga. Topi toga yang bersudut lima, menurut Rektor, menggambarkan luasnya ilmu pengetahuan yang tidak terbatas.
"Ilmu adalah cahaya yang terus berkembang, seperti halnya topi toga yang bersudut lima, menggambarkan pengetahuan yang tak pernah habis dan selalu berkembang," katanya.
Perpindahan tali pada topi toga saat prosesi wisuda juga memiliki makna yang mendalam. Menurut Rektor, perpindahan tali melambangkan transformasi dan pengabdian.
"Ilmu yang kita peroleh tidak hanya untuk disimpan, tetapi harus diamalkan dan dikembangkan untuk kemaslahatan umat," lanjutnya.
Tidak kalah penting, warna hitam pada jubah toga juga mengandung simbolisme yang kuat. Warna tersebut mencerminkan perjuangan, pengorbanan, serta kebijaksanaan yang diperoleh melalui proses panjang dan penuh tantangan.
"Warna hitam adalah simbol dari perjalanan yang penuh liku, namun di balik itu semua terdapat kebijaksanaan yang kita raih sebagai hasil dari kerja keras dan doa," jelasnya.
Satu hal yang juga menarik perhatian adalah desain toga yang tanpa saku. Rektor menekankan bahwa ini menggambarkan pesan moral yang sangat penting. Bahwa ilmu tidak bisa diukur dengan materi.
"Keilmuan kita adalah amanah yang harus diterapkan dengan integritas dan kejujuran. Jangan pernah menjadikan materi sebagai tujuan utama dalam menuntut ilmu," tegasnya.
Momen bersejarah ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Yayasan At-Taqwa Drs. Imam Barwi Burhan beserta jajarannya, Dewan Pengawas Yayasan At-Taqwa, Koordinator Kopertais Wilayah IV Surabaya, Prof. Akh Muzakki, M.Ag, Grad.Dip.SEA, M.Phil, Ph.D., serta Ketua PCNU Bondowoso, KH. Abdul Qodir, dan Ketua MUI Bondowoso, KH. Asy’ari Fasya dan KH. Junaidi Mu'thi. (*)