KETIK, BONDOWOSO – Tangis haru menyelimuti acara perpisahan Kapolsek Pakem, Iptu Harri Putra Makmur, yang akan melanjutkan pengabdian di tempat baru sebagai Penjabat Sementara (Ps) Kapolsek Dungkek, Sumenep.
Warga, anak-anak, hingga tokoh masyarakat datang melepas sosok polisi muda yang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka selama hampir satu setengah tahun terakhir.
Mata Iptu Harri tampak berkaca-kaca saat anak-anak yang biasa mengaji dan bermain di lingkungan Polsek bersalaman dan memeluknya erat.
Tak hanya anak-anak, orang tua mereka pun turut larut dalam suasana penuh emosi, mengenang kiprah Harri yang selama ini dekat dengan masyarakat, bukan hanya sebagai penegak hukum, tapi juga sebagai pendidik, pelindung, dan panutan.
Sejak tiba di Pakem pada akhir 2024, Harri langsung bergerak cepat. Ia membenahi kantor Polsek yang sebelumnya gelap dan sepi, menjadikannya ruang publik yang ramah dan terbuka.
Ketika masa Pemilu tiba, ia tak hanya mengawasi keamanan, tetapi juga aktif turun ke lapangan mengedukasi warga agar tidak golput, menggunakan pendekatan budaya lokal seperti pertunjukan Ronjengan.
Inovasi demi inovasi ia perkenalkan. Lulusan 10 besar Akpol 2019 ini bahkan merancang aplikasi pemantau cuaca yang bisa diakses warga secara digital, serta mulai menerapkan AI untuk mendukung tugas-tugas kepolisian.
Namun, satu program yang menjadi warisan paling berkesan adalah TPQ Presisi. Di bawah kepemimpinannya, kantor Polsek tak lagi hanya tempat pengaduan, tapi juga pusat kegiatan belajar agama dan pembinaan karakter anak-anak.
Ia membangun musala, mengundang ustaz lokal, dan menyediakan tempat belajar terbuka berbentuk gazebo. Hasilnya, puluhan anak-anak kini rutin belajar mengaji di sana, dari hanya dua anak di awal program.
“Kami ingin anak-anak tidak takut pada polisi. Kami ingin mereka tumbuh dengan nilai keimanan dan karakter yang kuat,” kata Iptu Harri, yang juga pernah menerima penghargaan Ati Tangkas dari Kapolri.
Ia menekankan pentingnya menjaga ketertiban saat ini, sekaligus menyiapkan generasi masa depan yang berakhlak baik. Baginya, tugas polisi bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga membentuk masyarakat yang kuat secara moral dan spiritual.
Kini, meski berpindah tugas, Harri membawa semangat TPQ Presisi ke tempat baru. Ia berharap program tersebut bisa terus berlanjut dan ditiru di berbagai wilayah.
“Saya akan terus mengembangkan hal serupa. Bagi warga Pakem, saya tetap bisa dihubungi. Kita sudah seperti keluarga,” ujarnya.
Perpisahan ini menjadi bukti bahwa kehadiran polisi yang tulus dan humanis akan selalu dikenang, bahkan setelah berpindah tempat tugas.(*)