KETIK, SAMPANG – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah, sejumlah warga mengeluhkan buruknya pelayanan di Puskesmas Torjun, Kabupaten Sampang, Madura. Keluhan ini ramai dibicarakan di media sosial dan menjadi sorotan publik.
Namun, Kepala Puskesmas Torjun terkesan menghindar dari konfirmasi wartawan. Bahkan media ini telah berupaya menghubungi melalui telepon dan pesan WhatsApp melalui nomor +62 818-0417-4*** juga tidak merespon, Jumat, 28 Maret 2025.
Untuk diketahui, meskipun di Kabupaten Sampang diberlakukan Universal Health Coverage (UHC), sebagian masyarakat sampang harus merasakan kekecewaan yang teramat berat.
Padahal program pemerintah ini bertujuan mulia dan untuk memberikan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakatnya.
Namun, apa yang menjadi terobosan H Slamet Junaidi ini tidak linear dengan keseriusan dan peningkatan kinerja para tenaga kesehatan di bawah selaku eksekutorial dari sisi pelayanan.
Terbukti, Senin, 24 Maret 2025 seorang bocah berusia 9 tahun meninggal diduga akibat telat ditangani setelah sampai di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Torjun, Kecamatan Torjun.
Sebab, saat pasien datang, IGD sepi tanpa ada tenaga kesehatan (nakes) yang berjaga.
Bocah berinisial RU asal Desa Dulang, Kecamatan Torjun itu meregang nyawa di tempat tidur pasien IGD yang kosong.
Pihak keluarga panik dan mencoba mencari bantuan, masuk ke dalam Puskesmas Torjun, menyisiri ruangan lainnya namun, tidak menjumpai petugas medis.
"Saya berteriak dan berlari ke setiap ruangan untuk memanggil tenaga medis, tapi tidak ada satupun petugas yang datang. Baru sekitar 30 menit salah satu petugas datang ke ruang IGD sehingga, petugas tersebut menghubungi rekan-rekannya," kata paman pasien, Gani.
"Tapi sayangnya ponakan saya sudah meninggal kata salah satu petugas tersebut," imbuh dia dengan tegas.(*)