Kisah Haru di Balik Penangkapan 139 Oknum Pesilat PSHW oleh Polrestabes Surabaya

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Mustopa

16 Januari 2024 14:51 16 Jan 2024 14:51

Thumbnail Kisah Haru di Balik Penangkapan 139 Oknum Pesilat PSHW oleh Polrestabes Surabaya Watermark Ketik
Saat 139 pesilat meminta maaf kepada orang tuanya di Polrestabes Surabaya. (Foto: Dok. Polrestabes Surabaya)

KETIK, SURABAYA – Sebanyak 139 oknum pesilat PSHW yang ikut terlibat konvoi di jalanan Surabaya pada Selasa (16/01/2024) dini hari akhirnya berhasil diamankan Polrestabes Surabaya. Polisi juga mengamankan 66 kendaraan yang digunakan untuk konvoi. 

Kendaraan oknum pesilat tersebut juga terindikasi menggunakan knalpot brong hingga tak ada kelengkapan kendaraan seperti STNK dan SIM.

Kabagops Polrestabes Surabaya AKBP Bambang Sukmo Wibowo mengatakan, 139 pemuda itu dibekuk ketika pihaknya melakukan patroli di kawasan Sukomanunggal.

Saat itu ada beberapa kelompok pemuda yang menunggu rombongan lain di sejumlah warung kopi.

 "Ada 139 anak-anak yang kita amankan dan semua berasal dari salah satu perguruan di Surabaya," kata Wibowo, Selasa (16/1/2024).


Wibowo menegaskan pihaknya langsung mengamankan ratusan anak itu secara bertahap. Ketika dikroscek, ponsel dari beberapa pemuda mengajak untuk konvoi.

"Ada ajakan melalui medsos, awalnya berkumpul kemudian konvoi, nah ini yang kita cegah dan dihindari, akhirnya memicu beberapa kelompok yang mungkin merasa tersinggung atau mungkin ada kepentingan tertentu dan menyebabkan gangguan kamtibmas," ujarnya.

Usai ditangkap, ratusan pemuda diharuskan menginap di Polrestabes Surabaya. Mereka kemudian diminta untuk memanggil orangtua masing-masing.

"Kita cegah dengan datangkan dan kumpulkan ortu untuk jemput di sini" paparnya..

Di balik cerita penangkapan 139 pesilat tersebut, salah satu pemuda yang bertemu dengan orang tuanya adalah Rama Aryanu. Ia bersama ratusan pemuda lainnya diwajibkan untuk meminta maaf sembari bersimpuh di kaki orang tuanya.

Suasana haru menyelimuti Rama dan pemuda lainnya saat mengakui kesalahannya di depan orang tuanya. Mereka diminta untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Ibu dari Rama, yakni Wiwik Setyaningsih mengaku kaget ketika dihubungi polisi pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu, ia hendak mempersiapkan dagangan cireng dan baru saja tiba di bazar.

Namun, ia langsung menangis usai dihubungi salah satu petugas kepolisian yang memberitahu bahwa Rama diamankan. Kemudian, ia diminta menjemput di Polrestabes Surabaya.

"Saya tahunya tadi pagi, dihubungi pak polisi, kan anak saya gak punya ponsel, bilangnya dia pas lagi nongkrong sama teman-temannya. Ternyata saya baru tahu kalau dia mau ikut konvoi," tutur wanita paruh baya itu.

Wiwik mengaku langsung meninggalkan gerobak dan dagangannya begitu saja. Lalu, meminta anak keduanya untuk mengantarkannya bertemu dan menjemput Rama ke Polrestabes Surabaya.

"Yang ada dipikiran saya anak saya salah apa kok bisa sampai dibawa polisi, yang penting anak saya selamat dan sehat," jelasnya.

Ia berharap, Rama tak mengulangi perbuatannya lagi. Sebab, ia hendak lulus dari sekolahnya dan akan diminta membantu menyokong perekonomian keluarga.

"Saya ini ibu sekaligus kepala keluarga. Anak saya 3, kakaknya baru kerja, sebelumnya kena PHK," jelas Wiwik.

'Nah anak saya ini (Rama) akan lulus sekolah, sekarang SMK kelas 3. Saya harap bisa membantu saya dan keluarga untuk mencari nafkah," ujar Ibu Wiwik penuh harap. (*)

Tombol Google News

Tags:

139 pesilat PSHW konvoi Surabaya Polrestabes Surabaya AKBP Bambang Sukmo Knalpot Brong