KETIK, MAGETAN – Kabupaten Magetan baru mendapat penghargaan dari Kemendikbud Ristek sebagai Kabupaten Tranformatif Dalam Penerapan Merdeka Belajar tahun 2023.
Pemerintah pusat melalui Kemendikbud Ristek menilai penerapan merdeka belajar di Magetan berjalan dengan sangat baik.
Hasil dari suksesnya pelaksanaan kurikulum merdeka belajar di Magetan terlihat dari stand unggulan SMPN 1 Poncol, SDN Selosari, SMPN 4 Magetan, SMPN 3 Magetan, SMPN 1 Magetan, SMAN 1 Magetan, SMKN 1 Magetan dan SLB Karangrejo yang memamerkan karyanya di stand yang tersedia di Pendopo Surya Graha.
Karya anak-anak yang dipamerkan tak hanya lukisan. Terdapat batik, pupuk organik, tanaman organik hingga band dan karawitan untuk menyambut Iwan Syahril, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Tehnologi.
Bupati Magetan Suprawoto mengatakan merdeka belajar di Maetan berjalan dengan sangat baik. Hingga mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Meski begitu dia menegaskan jika penghargan bukan tujuan utama, yang terpenting berinovasi dalam mengoptimalkan potensi anak didik.
"Penghargaan ini bukan tujuan utama, bekerja saja dengan bagus, penuh inovasi, nanti penghargaan akan datang sendiri. Jika bekerja hanya untuk mendapatkan penghargaan, setelah mendapat penghargaan maka inovasi akan terhenti, itu tidak ada sustainablenya” ungkap Suprawoto
Kang Woto sapaan akrab Bupati Magetan Suprawoto menegaskan kualitas pendidik juga sangat penting dalam mengoptimalkan program merdeka belajar. Ia mengaku selalu mewawancarai setiap calon kepala sekolah SD dan SMP di Magetan, untuk memastikan kualitas pendidik anak-anak Magetan.
“Karena guru penggerak di Merdeka Belajar bertugas mendampingi pelajar untuk belajar mengeksplorasi potensi diri secara maksimal, yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, tentunya harus bagus kualitasnya," lanjutnya.
Ia menambahkan SDM menjadi modal utama sekaligus kunci. Untuk itu, pihaknya terus membuka PSDKU di Magetan agar pendidikan semakin merata.
“Magetan menjadi kolam besar, di mana SDM menjadi modal. Salah satu caranya dengan mendirikan universitas negeri di Magetan, harapannya agar pendidikan bisa semakin merata," imbuh mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur itu.
Sementara itu, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, (Dirjen PAUD PDPM), Iwan Syahril mengatakan Merdeka Belajar bukan status.
Tetapi bagaimana dampak terhadap anak didik, dan tenaga pendidik dalam membekali dengan softskill serta ketrampilan, dan ilmu untuk menghadapi masa depan.
“Merdeka belajar yang berkelanjutan menghasilkan SDM-SDM unggul dari Magetan. Jika SDM Magetan maju, tentu bisa membantu menyiapkan bangsa Indonesia menuju Indonesia Emas” tambahnya.
Dalam Merdeka Belajar, lanjut Iwan terdapat penanaman nilai agama, budi pekerti, kemampuan untuk mengelola emosi, kemampuan untuk berinteraksi secara sosial (seperti bahasa), motorik kasar dan halus, serta penanaman bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan.
“Dalam Merdeka Belajar, literasi dan numerasi memancing kemampuan untuk berpikir, bertanya, dan menciptakan rasa keingintahuan anak didik. Rawat keingintahuan anak didik sehingga bisa membuat belajar itu senang," terang Iwan.
Khusus bagi para pendidik, Iwan berpesan agar pendidik memiliki mimpi bersama untuk diperjuangkan secara bersama-sama.
‘’Pendidikan adalah perjuangan untuk membangun peradaban. Di mana pengajar menjadi pejuang peradaban melalui proses perjuangan yang lama. Jadilah jembatan-jembatan yang akan menyeberangkan anak ke cita-cita terbaik mereka, untuk mewujudkan Indonesia Emas," pungkasnya. (*)
