Pencetus Program KB dr Sulianti Saroso Masuk Google Doodle, Ini Profilnya

Jurnalis: Nata Yulian
Editor: Naufal Ardiansyah

10 Mei 2023 10:56 10 Mei 2023 10:56

Thumbnail Pencetus Program KB dr Sulianti Saroso Masuk Google Doodle, Ini Profilnya Watermark Ketik
Tangkapan layar dr Sulianti Saroso yang menjadi ikon Google Doodle hari ini, Rabu (10/5/2023).

KETIK, JAKARTA – Google hari ini, Rabu (10/5/2023) memasang Prof. Dr. Sulianti Saroso, MPH, PhD sebagai ikon Google Doodle. Hari ini merupakan hari kelahiran yang ke-106 dokter asal Indonesia yang juga pencetus Program Keluarga Berencana (KB) tersebut. 

Dr. Sulianti Saroso wafat pada tahun 1991. Namanya kini dikenang sebagai tokoh kedokteran Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Pusat Infeksi di Jakarta (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Tahukah Anda? Tidak semua nama tokoh bisa mudah masuk ke Google Doodle. Google Doodle adalah perubahan logo Google untuk merayakan hari-hari spesial tertentu. Seperti hari kemerdekaan, peristiwa penting, budaya hingga profil tokoh yang dianggap berperan penting dalam kehidupan.

Pemilik nama lengkap Prof. Dr. dr. Julie Sulianti Saroso, MPH ini lahir 10 Mei 1917 di Kabupaten Karangasem, Bali. Ia menempuh pendidikan diTulane University School of Medicine pada tahun 1965, dan de Geneeskundige Hoogeschool pada tahun 1942.

Sulianti Saroso juga sempat menerima beasiswa Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) untuk mempelajari sistem kesehatan ibu dan anak di seluruh Eropa.

Dilansir dari Indonesia.go.id, dr Sulianti Saroso kembali ke Indonesia pada tahun 1952. Ia aktif mengampanyekan pentingnya KB.

Ia menilai, korelasi kemiskinan, malnutrisi, buruknya kesehatan ibu dan anak, dengan kelahiran yang tak terkontrol, adalah fakta terbuka yang tak perlu didiskusikan. 

Ia kemudian melakukan penggalangan dukungan publik untuk program kesehatan ibu dan anak. Khususnya pengendalian angka kelahiran lewat pendidikan seks dan gerakan keluarga berencana (KB).

Melalui RRI Yogyakarta dan harian Kedaulatan Rakjat, ia menyampaikan gagasan tentang pendidikan seks, alat kontrasepsi, dan pengendalian kehamilan dan kelahiran. 

Tak mudah baginya mengampanyekan Program KB di Indonesia. Gagasannya sempat ditolak mentah-mentah oleh Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Yogyakarta melalui sebuah seminar kesehatan.

Dokter Sulianti mendapat teguran dari Kementerian Kesehatan. Tak lama kemudian ia dipindah ke Jakarta, promosi menjadi Direktur Kesehatan Ibu dan Anak di kantor Kementerian Kesehatan.

Tak mudah putus asa, Dokter Sulianti masih terus memperjuangkan ide program KB melalui jalur swasta. Bersama sejumlah aktivis perempuan, ia mendirikan Yayasan Kesejahteraan Keluarga (YKK) yang menginisiasi klinik-klinik swasta yang melayani KB di berbagai kota. 

Sukses di bidang kesehatan masyarakat, ia diminta untuk mengajar di Universitas Airlangga pada tahun 1969 dan membantu melatih generasi dokter dan petugas kesehatan berikutnya.

Ia kemudian menjadi Presiden perempuan kedua Majelis Kesehatan Dunia dan bertugas di beberapa organisasi terkemuka, termasuk Komite Pakar Kesehatan Ibu dan Anak Organisasi Kesehatan Dunia, Komisi Pengembangan Masyarakat PBB di Negara-negara Afrika, dan Komisi Nasional Perempuan Indonesia. (*)

Tombol Google News

Tags:

Dr Sulianti Saroso Program KB Keluarga Berencana Penggagas Program KB google doodle