Puasa Aman untuk Penderita GERD, Ikuti Tips dari Pakar Unair Ini

6 Maret 2025 03:02 6 Mar 2025 03:02

Thumbnail Puasa Aman untuk Penderita GERD, Ikuti Tips dari Pakar Unair Ini Watermark Ketik
Ilustrasi penderita GERD. (Foto: corespirit)

KETIK, SURABAYA – Menjalankan ibadah puasa bagi penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) sering kali menjadi tantangan tersendiri.

Penyakit yang disebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan ini bisa memicu gejala seperti nyeri ulu hati, mual, hingga sensasi terbakar di dada.

Hal tersebut ditandai dengan penurunan berat badan hingga anemia. Penting bagi penderita mengatur pola makan dan gaya hidup selama berpuasa Ramadhan.

Dosen Kedokteran FIKKIA, dr Kurnia Alisaputri SpPD mengatakan proses GERD berawal dari refluks asam lambung ke kerongkongan yang terjadi secara sporadis bernama Gastroesophageal Reflux (GER). Kondisi tersebut dapat terjadi oleh siapa saja.

Jika terjadi secara terus-menerus dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan berkembang menjadi GERD. Penderita GERD tetap aman menjalankan ibadah puasa, namun tetap berhati-hati agar tidak memicu gejala selama berpuasa.

“Berpuasa membantu menormalkan hormon stres seperti kortisol yang dapat meningkatkan asam lambung. Sekaligus peningkatan hormon endorfin dan serotonin berkontribusi dalam keseimbangan sistem pencernaan,” katanya melalui keterangan tertulis pada Rabu 5 Maret 2025.

Ahli penyakit dalam itu menuturkan berpuasa secara pasti merubah pola hidup baik konsumsi hingga istirahat.

Dengan menjaga ketercukupan energi selama berpuasa dapat membantu penderita GERD mengontrol stres agar tidak memicu gejala.

Foto Dosen Kedokteran FIKKIA, dr Kurnia Alisaputri SpPD. (Foto: Humas Unair)Dosen Kedokteran FIKKIA, dr Kurnia Alisaputri SpPD. (Foto: Humas Unair)

Mereka dapat menunda waktu sahur hingga menjelang imsak untuk membantu tubuh mempertahankan energi lebih lama.

“Perubahan waktu istirahat juga dapat memicu stres. Jika tidak ada aktivitas, segeralah istirahat setelah tarawih untuk menjaga ketercukupan waktu tidur,” katanya.

Pemilihan Asupan Makan dan Minum

dr Kurnia menyebut beberapa makanan dan minuman memicu produksi asam lambung berlebih. Hindari makanan pedas, bersantan, asam, dan berkalori tinggi.

Penderita GERD dapat menaikkan konsumsi sayur, buah, dan daging segar. Sayur dan buah mengandung serat yang dapat bertahan lama dalam lambung.

Protein dari daging segar yang melalui proses pemasakan yang benar berperan penting meningkatkan imunitas.

“Termasuk hindari makan dalam porsi besar langsung saat berbuka. Konsumsi kurma dan air putih sudah cukup mengembalikan posisi lapar menjadi normal,” sebutnya.

Ahli penyakit dalam RSUD Blambangan Banyuwangi itu menuturkan pastikan tubuh tetap mendapatkan asupan minum air putih saat sahur dan berbuka minimal dua liter sehari.

Hindari jenis minuman berkarbonasi dan berkafein karena bersifat diuretik yang dapat menyebabkan lebih banyak buang air kecil, Sehingga meningkatkan risiko mengalami dehidrasi saat menjalani aktivitas siang hari.

“Bagi yang beraktivitas di luar ruangan, kebutuhan cairan bisa lebih banyak untuk mencegah dehidrasi. Tubuh yang dehidrasi dapat meningkatkan produksi asam lambung,” tuturnya.

Dengan menerapkan tips tersebut, penderita GERD tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan minim gangguan pencernaan.

Penderita GERD yang sedang dalam pengobatan tetap mengkonsumsi obat saat sahur dan berbuka sesuai anjuran dokter. Jika gejala GERD berlanjut atau semakin parah segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan tepat. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gerd tips penderita gerd gerd saat puasa Pakar Unair Universitas Airlangga dr Kurnia Alisaputri tips puasa Puasa Ramadhan ramadhan 2025 Ramadhan Ngabuburit