Rp329 Miliar Anggaran Dikelola Dinkes Pacitan 2025, Buat Apa Saja?

19 Maret 2025 10:34 19 Mar 2025 10:34

Thumbnail Rp329 Miliar Anggaran Dikelola Dinkes Pacitan 2025, Buat Apa Saja? Watermark Ketik
Plt. Sekretaris Dinkes Pacitan, drg. Nur Farida, saat berbicara soal anggaran sektor kesehatan, Rabu, 19 Maret 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan kebagian mengelola anggaran senilai Rp329 miliar pada tahun 2025.

Plt. Sekretaris Dinkes Pacitan, drg. Nur Farida, memaparkan bahwa anggaran tersebut terbagi ke tiga sektor.

Sebanyak Rp150 miliar bakal dikelola Dinkes sendiri, Rp128 miliar dialokasikan ke RSUD dr. Darsono Pacitan. "Sisanya digelontorkan untuk Puskesmas," papar drg. Nur Farida saat ditemui Ketik.co.id, Rabu, 19 Maret 2025.

Namun, tak semua dana bisa melaju mulus. drg. Nur Farida, mengungkapkan Rp1,7 miliar dari anggaran tersebut 'lenyap' akibat refocusing sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.

"Yang terdampak refocusing itu sekitar Rp1,7 miliar, dan sebesar Rp1,6 miliar di antaranya berasal dari biaya perjalanan dinas. Tapi itu hanya di Dinkes, anggaran Puskesmas tidak tersentuh," tambahnya.

drg. Nur Farida yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) menyebut bahwa fokus utama Dinkes pada 2025 bukan pada pembangunan fisik.

“Kegiatan kami itu difokuskan lebih banyak ke kemasyarakatan, bukan ke fisik infrastruktur,” ungkapnya.

Sebagian besar anggaran diprioritaskan pada Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

Sasaran utamanya adalah keluarga, kelompok, dan masyarakat — mulai dari pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, hingga pemulihan bagi individu yang sakit.

Selain kegiatan pelayanan kesehatan, Dinkes juga memasukkan Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan ke dalam pos anggaran.

Gaji pegawai pun tetap teralokasi, meski drg. Nur Farida menegaskan bahwa distribusi anggaran terbilang merata.

“Tidak ada yang dominan paling menonjol, rata-rata alokasi anggarannya hampir-hampir sama,” jelasnya.

Meski infrastruktur bukan prioritas, bukan berarti nihil pembangunan fisik. Namun, sebagian besar dana fisik berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

“Kalau obat, alat kesehatan, dan fisik konstruksi tetap ada, tapi porsinya tidak besar. Pembangunan fisik di Dinkes paling banyak kami pakai dana cukai,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan kesehatan dinkes pacitan