Sadarkan Remaja Risiko Punya Anak Stunting, Ning Sasha Pesan Begini

Jurnalis: Fathur Roziq
Editor: Marno

24 Juni 2023 02:49 24 Jun 2023 02:49

Thumbnail Sadarkan Remaja Risiko Punya Anak Stunting, Ning Sasha Pesan Begini Watermark Ketik
Ning Sasha bersama Kadinkes Feny Apridawati (tiga dari kiri) bertemu kader-kader kesehatan dan kader PKK pada Jumat (23/6/2023). (Foto: Dinas Kominfo Sidoarjo)

KETIK, SIDOARJO – Upaya mempercepat penurunan angka stunting semakin gereget. Masalah gagal tumbuh pada anak-anak itu ditangani dengan skrining terhadap ibu-ibu hamil (bumil). Bisa sekaligus menurunkan angka kematian ibu dan bayi (AKI-AKB). Penanganan dari hulu.  

Skrining merupakan prosedur tes untuk mengetahui potensi gangguan kesehatan. Skrining bumil bertujuan untuk mengetahui bayi yang dikandung ibu mengalami kelainan tertentu atau tidak. Para bumil juga mendapatkan layanan pemeriksaan ANC (antenatal care). Bahkan, perawatan ibu dan janin selama masa kehamilan.

Dalam pelaksanaan di posyandu-posyandu desa, pelayanan itu melibatkan kader-kader PKK desa. Ada pula pelayanan pemeriksaan stunting terhadap balita di sana. Semua dilakukan kader-kader kesehatan dibantu para kader PKK.

Pada Jumat (23/6/2023), Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo mengevaluasi jejaring skrining layak hamil, ANC, dan stunting bagi tenaga kesehatan. Seluruh ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kecamatan dan kader kesehatan dihadirkan di ruang rapat Koperasi Delta Makmur Sidoarjo.

Apa agendanya? Yaitu, mengevaluasi dan mengetahui seberapa jauh langkah-langkah percepatan penurunan stunting di Sidoarjo mencapai hasilnya. Apa saja dan bagaimana dilakukan.

Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo Hj Sa'adah Ahmad Muhdlor SHum (Ning Sasha) membuka rapat evaluasi. Didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Feny Apridawati.

Ning Sasha berpesan, pentingnya peran kader-kader PKK dalam percepatan penurunan AKI-AKB serta stunting sangat penting. Sebab, merekalah yang bersentuhan langsung dengan sasaran program tersebut.

Mereka pula yang mengetahui dari dekat keadaan ibu hamil maupun balita di lingkungan masing-masing. Kader-kader PKK dapat memberikan edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dengan datang ke posyandu. Lakukan pendekatan kepada ibu hamil. Juga orang tua yang anaknya mengalami masalah gizi.

”Ajak ke posyandu. Beri tahu bahwa cek kesehatan di posyandu tidak bayar. Malah akan dapat vitamin. Kita beri penjelasan seperti itu,” ucapnya.

Peran peduli dan tindakan nyata kader-kader PKK akan sangat membantu percepatan penurunan AKI-AKB maupun stunting. Hasilnya akan terwujud dengan kondisi ibu hamil yang sehat. Mereka rutin memeriksakan kehamilan.

Anak akan sehat jika ada kepedulian orang tua untuk memberikan imunisasi kepada buah hatinya. Kader PKK bisa menyampaikan perihal bagaimana ibu hamil menjaga kehamilan agar tetap sehat.

"Lakukan pendekatan kekeluargaan. Ajak ibu hamil atau orang tua yang memiliki anak yang belum imunisasi untuk datang ke posyandu," pinta istri Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali itu.

Tidak hanya posyandu untuk ibu dan balita. Ning Sasha juga mengajak kader-kader PKK agar mengaktifkan pula posyandu remaja. Pencegahan maupun penurunan AKI-AKB serta stunting tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Semua pihak harus terlibat. Termasuk, remaja.

Kalangan remaja perlu mulai berperan aktif dalam mencegah AKI AKB dan stunting. Sejak sekarang. Remaja diedukasi bagaimana mengenali masalah dan menanganinya. Pengetahuan itu sekaligus bisa menjadi bekal dan persiapan mereka yang akan menjadi orang tua. Melahirkan generasi yang sehat.

AK-AKB maupun stunting dapat dicegah saat mulai usia remaja. Edukasi perlu diberikan. Sehingga, setelah menikah nanti, mereka tidak menjadi ibu hamil berisiko tinggi. Baik risiko kesehatan kehamilan maupun risiko kemungkinan anak stunting.”Karenanya posyandu remaja saat ini sangat dibutuhkan,” tutur Ning Sasha. (*)

Tombol Google News

Tags:

Stunting Dinkes Sidoarjo Ning Sasha ibu hamil Risiko Kehamilan Remaja Dr Feny Apridawati PKK Sidoarjo