Gubernur Jatim Ajak Ibu Hamil Gunakan e-Detik dan Buaian untuk Kehamilan Sehat

7 April 2025 20:29 7 Apr 2025 20:29

Thumbnail Gubernur Jatim Ajak Ibu Hamil Gunakan e-Detik dan Buaian untuk Kehamilan Sehat Watermark Ketik
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (batik merah) melihat fasilitas kesehatan, Senin, 7 April 2025. (Foto: Humas Jatim)

KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak ibu hamil untuk menggunakan aplikasi dari Dinas Kesehatan Jatim elektronik Deteksi Risiko Tinggi Ibu Hamil (e-Detik) dan Bunda Anak Impian (Buaian). Hal ini bertepatan pada Peringatan Hari Kesehatan Sedunia (World Health Day) setiap 7 April.

Adanya aplikasi e-Detik merupakan salah satu inovasi terbaru Dinkes Jatim untuk percepatan penurunan angka kematian ibu.

“Dengan aplikasi e-Detik dan Buaian, keduanya dapat mendeteksi ibu hamil dengan risiko tinggi dan dapat digunakan secara mandiri oleh ibu hamil. Sebab berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) bahwa hampir 300.000 ibu kehilangan nyawanya akibat kehamilan atau persalinan setiap tahunnya,” kata Gubernur Khofifah di Surabaya, Senin, 7 April 2025.

Kelebihan e-Detik adalah kemampuannya untuk memantau kondisi perkembangan dan keluhan ibu hamil yang berpotensi menjadi tanda bahaya. Aplikasi ini dapat diisi secara mandiri oleh ibu hamil dan dipantau oleh pendamping (kader atau tenaga kesehatan), sehingga tanda bahaya dapat terdeteksi dini dan ibu hamil dapat segera diedukasi untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.

“Sampai saat ini 1.026 ibu hamil telah memanfaatkan aplikasi e-Detik, 20 persen terdeteksi berisiko tinggi dengan keluhan terbanyak ibu saat hamil adalah batuk, nyeri dada dan cemas,” jelasnya.

Buaian adalah aplikasi yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menekan angka kematian ibu hamil. Kelebihannya, aplikasi ini dapat digunakan untuk skrining awal kondisi ibu hamil dan Pasangan Usia Subur (PUS) yang berencana hamil, sehingga dapat diidentifikasi risiko tinggi. Jika terdeteksi risiko tinggi, pengguna dapat segera menghubungi fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Sampai saat ini masyarakat yang sudah mengakses aplikasi Buaian sebanyak 6.713, dan terdeteksi 26,5 persen berisiko tinggi salah satu faktor risiko tertinggi karena kondisi berat badan yang kurang ideal,” katanya.

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih menjadi perhatian serius, oleh karena itu Gubernur Khofifah mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengampanyekan upaya memutus mata rantai kematian ini.

Data Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Timur, lanjut Khofifah, menunjukkan AKI tahun 2024 mencapai 82,56 per 100.000 LH. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 93,73 per 100.000 LH dan di bawah target AKI Jatim tahun 2024 93,34 per 100.000 LH.

“Jumlah kematian Ibu tahun 2024 menurun dibanding tahun 2023. Namun jangan sampai kita terlena. Kita harus maksimalkan ikhtiar untuk percepatan penurunan AKI,” jelasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gubernur Jatim Gubernur Khofifah Khofifah Indar Parawansa Hari Kesehatan dunia kesehatan ibu hamil ibu