KETIK, BATU – Sujono Djonet adalah warga Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji Kota Batu kelahiran 15 Desember 1972. Ia adalah anggota DPRD Kota Batu dari Fraksi Nasdem. Ia menjabat anggota DPRD Kota Batu periode 2019-2024. Kemudian terpilih kembali untuk periode 2025- 2025.
Selain sebagai politikus, pria yang akrab disapa Djonet itu dikenal sebagai seorang seniman Patung. Terutama seni patung lampion. Ia memiliki Galeri Lampion yang berada di rumahnya di Dusun Pagergunung, Desa Gunungsari.
Galeri Lampion Sujono Djonet menjadi tempat bagi para pengunjung untuk menikmati keindahan lampion yang unik dan menarik. Karya-karya lampion yang dihasilkan Sujono Djonet bukan hanya menggambarkan keindahan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan inovasi bagi masyarakat Kota Batu dan wisatawan.
“Saat saya SMP tahun 1986. Usia saya masih 14 tahun. Saya mempelajari dua aliran seni. Yakni seni murni dan seni terapan," katanya.
Kegemarannya pada dunia seni muncul sejak duduk di bangku SD. Ia suka menggambar. Ia melakukan eksplorasi semua teknik dan aliran dalam menggambar. ia juga merambah ke dunia lukis dengan masuk ke sanggar Pondok Seni Kota Batu.
Djonet akhirnya tak hanya fokus melukis. Melainkan juga membuat patung. Terutama patung lampion karakter.
"Termasuk yang terlihat di Alun-alun dan Batu Night Spectacular (BNS) itu adalah karya saya," tambahnya.
Djonet juga mendirikan sebuah sanggar yang ia namakan Sanggar Bronjok Sejahtera. Di sanggar itulah hasil karyanya terpajang.
Dengan modal nama besarnya sebagai seniman lukis dan patung, Sujono direkrut oleh Jatim Park Grup pada tahun 1998. Ia dipercaya untuk mempercantik seluruh area jatim park dengan patung.
"Alhamdulillah saya juga dipercaya untuk membuat konsep Agrowisata Durian Fantasi yang baru saja buka di Desember 2024 kemarin," urainya.
Sementara, sejumlah prestasi berhasil ia torehkan selama menjabat anggota DPRD Kota Batu periode 2019-2024. Salah satunya dengan menginisiasi Peraturan Daerah (Perda) tentang desa wisata.
DPRD Kota Batu mengesahkan Desa Wisata tersebut di pertengahan tahun 2021. Dimana Ranperda tersebut dibahas sejak 2020.
"Perda Desa Wisata berhasil menjadi salah satu perda terbaik di Indonesia," tegasnya. (*)
