KETIK, MALANG – Pemerintah Kota Malang berencana melakukan reboisasi untuk mengganti pohon-pohon yang terdampak proyek perbaikan drainase di Jalan Soekarno Hatta (Soehat). Pohon Tabebuya menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Widjaja, menjelaskan bahwa pohon yang dipilih harus memiliki akar yang tidak terlalu menjalar. Hal ini untuk mencegah kerusakan konstruksi jalan dan drainase oleh akar pohon.
"Kalau kita tanam pohon yang berakar kuat, khawatirnya akan rusak. Kita cari jenis pohon yang akarnya tidak terlalu menjalar atau kuat. Contohnya Tabebuya," ujar Rahman, Rabu 19 Maret 2025.
Ketika musim semi, bunga-bunga yang bermekaran akan memperindah jalan. Namun penanaman pohon tabebuya juga memiliki risiko seperti kelopak bunga yang mudah berguguran.
"Tapi pada saat musimnya tidak semi, tentu ada risikonya. Semua ada konsekuensi," lanjutnya.
Rahman menjelaskan pohon yang ada di sepanjang Jalan Soehat saat ini merupakan milik Pemprov Jatim. Namun dalam persiapan lahan termasuk pemotongan pohon dan reboisasi diserahkan kepada Pemkot Malang.
"Pemkot Malang membantu berupa pemotongan lahan, provinsi minta untuk dibantu. Tapi kami gak mampu memotong 147 pohon jadi dilakukan pergeseran anggaran untuk diberikan ke pihak ketiga," jelasnya.
Jika sebelumnya pohon-pohon yang ada di kawasan Soehat merupakan aset milik Pemprov Jatim, setelah reboisasi pohon menjadi aset milik Pemkot Malang.
"Harapan Pak Wali Kota ke DLH untuk bisa menghindari semaksimal mungkin upaya pemotongan pohon. Secara aset gak bisa kita kembalikan ke Provinsi lagi," ucapnya.
Rahman menekankan bahwa pemotongan hanya dilakukan di beberapa pohon yang berada di sebelah barat jalan. Semula jumlah yang diusulkan 147 pohon namun setelah evaluasi, diupayakan pohon yang terdampak tidak sebanyak itu.
"Besar harapan pimpinan di dalamnya adalah mengantisipasi agar pemotongan pohon gak sejumlah perencanaan," tutupnya.(*)
