Upaya Atasi Klitih di Kalurahan Banyuraden Sleman Libatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas

Jurnalis: Fajar Rianto
Editor: Mustopa

8 Desember 2023 06:21 8 Des 2023 06:21

Thumbnail Upaya Atasi Klitih di Kalurahan Banyuraden Sleman Libatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas Watermark Ketik
Lurah Banyuraden, Gamping, Sleman, Sudarisman ST. (Foto: Fajar Rianto / Ketik.co.id)

KETIK, YOGYAKARTA – Fenomena klitih tidak hanya menimbulkan keresahan. Namun juga membuat perasaan tidak nyaman bagi masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Lurah Banyuraden, Gamping  Sleman Sudarisman ST, Jumat (8/12/2023).

Menurut Sudarisman, seiring berkembangnya teknologi informasi, peristiwa menyangkut klitih semakin cepat terekpos dan menyebar kabarnya.

Ia contohkan sejumlah  klitih yang terjadi.  Peristiwa tersebut menimbulkan keresahan masyarakat. Mereka berpikir siapapun memiliki kemungkinan untuk menjadi korban dari aksi tidak terpuji ini.

Keresahan yang terjadi di tengah masyarakat juga akan terjadi apabila fenomena seperti ini selalu terulang beberapa waktu ke depan.

Dikatakan Sudarisman, mayoritas pelaku klitih berstatus sebagai pelajar dan sisanya merupakan pengangguran. Saat beraksi biasanya terpengaruh minuman keras maupun obat-obatan terlarang.

Selaku penyelenggara pemerintahan desa, Sudarisman mengapresiasi beberapa upaya yang dilakukan pemerintah bersama stakeholders di atasnya dalam mengatasi fenomena kekerasan jalanan ini.

Ia sebutkan upaya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Pemerintah Kabupaten Sleman yang telah menginisiasi upaya pencegahan klitih dari skala keluarga. 

Begitu juga langkah Pemda DIY dan Polda DIY dalam upaya preventifnya dengan melibatkan seluruh warga dari wilayah kelurahan di Yogyakarta, melalui Jaga Warga.

Ia paparkan, luas wilayah Kalurahan Banyuraden kurang lebih 400 Hektar. Terdiri 8 pedukuhan atau wilayah pedukuhan, 22 RW dan 78 RT. Serta sebagian wilayahnya terletak di pinggiran kota.

Ia mengakui, apabila dilihat dari kondisi wilayahnya, Kalurahan Banyuraden bisa dikatakan rentan kejadian klitih. Mengingat sebagian wilayah kelurahan ini berada di kawasan Ring Road Barat dari simpang empat Demak ijo ke selatan sampai Pelemgurih minim lampu penerangan jalan.

"Ada lampunya tetapi tidak hidup. Yang hidup hanya yang ada di atas jembatan layang Kaliabu. Meski tiap rakorpim saya sampaikan. Namun tidak ada tidak lanjut," keluhnya.

Untuk itu, pihaknya terus berupaya mewujudkan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Selain melibatkan warga setempat, ia mengaku banyak dibantu oleh Babinsa maupun Babinkamtibmas.

"Bisa dikatakan keberadaan Babinsa maupun Babinkamtibmas membawa dampak positif bagi Kalurahan Banyuraden," tegasnya.

Keseharian tugas mereka juga sama-sama langsung berhadapan dengan masyarakat, aktif mengikuti kegiatan masyarakat, termasuk menyambangi kumpulan para remaja. Nah, kesempatan tersebut juga digunakan untuk membina dan memberi wawasan kepada mereka.

"Kesempatan saat menyambangi masyarakat tadi sekaligus digunakan untuk memberikan sejumlah pencerahan termasuk upaya pencegahan klitih," sebutnya.

Selain itu, informasi dari Babinsa dan Babinkamtibmas juga akan disebarluaskan oleh perangkat Kelurahan kepada masyarakat. Sehingga kewaspadaan dini atau deteksi dini terutama saat menjelang Pemilu 2024.

Sudarisman menambahkan, perlu kolaborasi dan koordinasi berbagai pihak terkait dalam menjaga ketentraman wilayah termasuk menghadapi fenomena klitih. Karena pencegahan tidak bisa hanya dilakukan dengan sosialisasi, melainkan perlu pendampingan dan pembinaan keluarga.

Dengan langkah preventif yang dilakukan diharapkan bisa menghindarkan anak dari pergaulan yang buruk dan perilaku yang menyimpang seperti pada fenomena klitih.

Ia juga bersyukur berkat peran berbagai pihak, khususnya Babinsa dan Babinkamtibmas yang ada, Kalurahan Banyuraden bisa dikatakan aman dari kejadian klitih.(*)

Tombol Google News

Tags:

Banyuraden Gamping Klitih Pemkab Sleman Babinsa Babinkamtibmas