Waspada DBD, Dinkes Pacitan Minta Masyarakat Jaga Kebersihan Lingkungan

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: M. Rifat

7 Juli 2023 06:58 7 Jul 2023 06:58

Thumbnail Waspada DBD, Dinkes Pacitan Minta Masyarakat Jaga Kebersihan Lingkungan Watermark Ketik
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, Jawa Timur, Ratna Susy R. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Untuk mengantisipasi penyebaran Demam Berdarah Dongue (DBD) yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, Jawa Timur, Ratna Susy R mengimbau masyarakat untuk waspada dan tetap menjaga kebersihan lingkungan.

"DBD perlu diwaspadai, dengan cara menjaga tempat-tempat penampungan air yang berisiko untuk berkembang biaya nyamuk Aedes," jelas Ratna Susy R, Jumat, (7/7/2023).

Apalagi, kata Ratna, cuaca di Pacitan, Jawa Timur dalam beberapa pekan terakhir tidak menentu. Dia menyebut perkembangbiakan jentik nyamuk pada tampung air perlu diperhatikan secara seksama.

Ratna menyampaikan, DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina.

Gejalanya, demam tinggi hingga 40 derajat celcius, sakit kepala, nyeri otot, tulang, atau sendi, mual, muntah, sakit di belakang mata, pembengkakan di kelenjar getah bening di leher dan selangkangan, dan bintik-bintik merah atau bercak pada kulit.

Hal demikian, kata Ratna, di tempat-tempat penampungan air sebaiknya untuk rutin dibersihkan. Semisal tidak rutin dibersihkan akan menjadi sarang nyamuk dan tempat berkembang biak. Apalagi pada genangan maupun tampungan air yang tenang.

Foto Nyamuk aedes aegypti. (Dok: Shutterstock)Nyamuk aedes aegypti. (Dok: Shutterstock)

"Di bak mandi, wadah sampah yang jadi genangan, batok kelapa, sebaiknya diantisipasi agar tidak menjadi rumah nyamuk," imbuh Ratna.

Ratna memaparkan, upayakan untuk rutin membersihkan, paling tidak minimal seminggu 1 kali. Secara teknis Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) atau gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus terdiri dari menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

Dinas Kesehatan Pacitan sudah melakukan langkah-langkah pencegahan melalui petugas di lapangan dan mengimbau kepada masyarakat dan melakukan edukasi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.

Namun, masyarakat juga harus menjaga kebersihan sendiri karena kader-kader kesehatan dan tenaga kesehatan di Puskesmas tidak akan mampu bekerja sendiri. Apabila masyarakat tidak mempunyai aware perhatian terhadap lingkungannya sendiri.

"Meskipun, tren kenaikannya tidak terlalu signifikan, tetapi tetap teman-teman puskesmas yang ada di lapangan juga sudah antisipasi. Artinya memantau perkembangan dari pada tren kenaikan dilapangan," ungkap Ratna.

Kemudian, apabila terdapat kasus DBD yang dilaporkan ke puskesmas, tenaga kesehatan di lapangkan bakal melakukan penyelidikan epidemiologi atau survey di sekitar radius 100 meter lingkungan tersebut. Guna melihat kondisi tempat penampungan air, dan penderita yang mengalami sakit panas tanpa sebab.

"Melihat tampungan, positif ada jentik-jentiknya apa tidak. Kemudian di sekitar itu apakah juga ada yang mengalami sakit panas tanpa sebab yang jelas apa tidak," papar Ratna.

Semisal terdapat penderita DBD, dan positif terdapat jentik-jentik yang berkembang biak, petugas mulai akan melakukan tindakan fogging, obat-obatan untuk memangkas perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

"Harapannya, masyarakat tetap waspada meski tren gejala tidak terdapat kenaikan terlalu signifikan, akan tetapi upaya mencegah lebih baik daripada mengobati," harap Ratna.

Petugas di lapangan yang dimaksud, di antaranya masing-masing desa memiliki bidan desa. Kemudian di beberapa puskesmas maupun puskesmas pembantu, yang terdapat petugas perawat, budan, dan petugas administrasi dan lainnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

dbd dinkes pacitan Antisipasi