KETIK, MALANG – Berkembang menjadi kota pendidikan, berdampak pada perkembangan sektor wisata dan kuliner di Kota Malang. Budaya nongkrong yang identik dengan anak muda pun kini berkembang pesat di Kota Malang.
Kafe-kafe kini mulai banyak bertebaran, tak hanya di tiap titik dekat dengan lokasi kampus saja. Kini dua pasar tradisional di Kota Malang pun tak luput dijadikan sasaran nongkrong bagi anak muda.
Dua pasar tersebut ialah Pasar Oro-oro Dowo dan Pasar Klojen. Jika sebelumnya pasar tradisional erat dengan ibu-ibu yang berbelanja kebutuhan pokok, kini justru anak muda dengan gaya nyentrik mulai memenuhi pasar.
Terlebih di kedua pasar tersebut tak hanya menjadi tempat nongkrong yang menyajikan kopi atau minuman saja. Beragam kuliner tradisional dan modern pun sudah memasuki pasar. Hal tersebut membuat pilihan kuliner yang disajikan cenderung lebih lengkap dibandingkan jika hanya nongkrong di kafe.
Rupanya Pemerintah Kota Malang mampu menangkap peluang untuk mengembangkan sektor ekonomi dengan level yang berbeda. Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang pun akhirnya berniat untuk menularkan kesuksesan tersebut di pasar lainnya.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menjelaskan di tahun 2025 ini beberapa pasar akan ditata secara bertahap.
"Setelah itu 2025 di pasar kasin, sukun, Sawojajar, yang akan kita angkat secara bertahap untuk jadi tongkrongan anak muda," ujar Eko, Minggu 6 April 2025.
Rencana tersebut dapat diwujudkan dengan renovasi dan melengkapi sarana prasarana di pasar. Termasuk dengan menggaet anak muda yang ingin menjadi pengusaha serta pengusaha kuliner untuk berbisnis di dalam pasar.
"Kita mengundang pelaku kuliner, anak muda yang ingin menjadi entrepreneur di bidang kuliner. Kita tarik untuk masuk ke pasar dan ini ternyata berhasil dan viral," lanjutnya.
