KETIK, PACITAN – Pesisir selatan telah menjadi saksi dari banyaknya keindahan ciptaan tuhan, salah satunya, sebuah tempat menakjubkan, yang tak tersentuh wisatawan. Yakni "Bukit Teletubbies", berada di Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Jawa Timur.
Bukit Teletubbies ini, mulai ditemukan oleh warga setempat sekitar 10 tahun lalu. Nampak indah dan mempesona, terbukti sejak saat itu hingga kini, wisatawan mulai ramai berdatangan.
Pemberian nama tersebut, lantaran, terdapat sebuah gundukan-gundukan. Pun sangat mirip dengan lanskap fiksi anak-anak populer yang biasa dilihat di dalam serial televisi, yaitu Teletubbies.
Bukit yang mirip dengan serial anak-anak itu. Menyajikan hamparan rumput, memandang luas laut selatan, ditambah panorama indah terbit maupun tenggelamnya matahari.
Bagi kamu yang berangkat dari kota, dengan mengendarai sepeda motor, memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk sampai kesana. Melalui jalan sempit dan terjal di belakang pekarangan rumah warga, namun aman untuk dilalui.
Penggemar "Teletubbies" yang merasa kagum akan kemiripan antara bukit ini dan serial yang mereka cintai sejak kecil. Bukit ini wajib dikunjungi untuk mengisi akhir pekanmu bersama keluarga, maupun bersama teman dekat.
Dari hal itu, masyarakat berharap agar wisata ini dapat meningkatkan minat dan kesadaran akan keanekaragaman wisata di kota 1001 goa ini. Terlebih, dapat membantu mempromosikan wisata lainnya yang saat ini pengunjungnya kian menurun.
Tampak wisatawan Agus Riyanto tengah berpetualang bersama beberapa sahabatnya di Bukit Teletubbies. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)
"Tempat sebagus ini sebisa mungkin dijaga, agar dapat dinikmati wisatawan yang lain. Apalagi kalau yang datang dari luar kota, sebisa mungkin di beritahu," kata Masyarakat yang berkunjung ke Bukit Teletubbies Aris Hidayat (24), Minggu, (18/6/2023).
Meskipun bukit Teletubbies ini belum dibuka untuk wisatawan umum, warga setempat sementara berupaya untuk melindungi dan menjaga kelestariannya. Harapannya, jalur wisata segera dibuat, agar pengunjung dapat menikmati keindahan bukit ini tanpa merusak alam.
"Masih upaya pelestarian, ada juga, katanya wisatawan banyak yang salah jalan, karena belum adanya papan tulisan atau bedeng," pungkas warga Klesem Sunardi.
