Cegah Konflik, Puluhan Kapal Asal Cilacap di Tamperan Pacitan Diminta Pergi

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Hetty Hapsari

6 Februari 2025 15:59 6 Feb 2025 15:59

Thumbnail Cegah Konflik, Puluhan Kapal Asal Cilacap di Tamperan Pacitan Diminta Pergi Watermark Ketik
Sejumlah nelayan asal luar daerah yang bersiap untuk berlayar kembali. Sempat parkir di pelabuhan Tamperan Pacitan, Kamis, 6 Februari 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Akibat cuaca buruk dan badai yang terjadi di tengah laut, puluhan kapal nelayan dari luar wilayah Pacitan terpaksa berlabuh di Pelabuhan Tamperan.

Para nelayan tersebut menghindari cuaca ekstrem yang terjadi sejak Jumat, 31 Januari 2025, dan memutuskan untuk berlindung hingga kondisi laut kembali membaik.

Menurut Kepala Seksi Pelayanan Teknis Pelabuhan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur, R. Agus Prawirotomo, hal ini memunculkan potensi sengketa antar nelayan yang perlu segera ditangani.

Pria yang akrab disapa Tomy itu, mengungkapkan jumlah kapal yang sempat parkir di Pelabuhan Tamperan mencapai 38 unit.

“Banyak memang, kemarin yang ada di pelabuhan Tamperan ada 38 kapal, akhirnya saya usir juga. Kami berkolaborasi dengan tim dari angkatan laut (AL), Pokamladu, Polairud Sabandar untuk memantau langsung dan meminta mereka keluar dari pelabuhan,” jelasnya kepada Ketik.co.id, Kamis, 6 Februari 2025.

Tomy membenarkan, banyak kapal yang terdampar berasal dari daerah Cilacap dan Jakarta.

“Saat kami lakukan pengecekan dokumen kapal, rata-rata mereka adalah nelayan dari Cilacap dan Jakarta. Mereka berlindung di Teluk Pacitan ini karena cuaca buruk,” lanjutnya.

Meskipun masyarakat Pacitan tidak mempermasalahkan keberadaan kapal-kapal tersebut dan tidak ada laporan dari nelayan lokal, pihak berwenang tetap mengantisipasi kemungkinan sengketa antara nelayan lokal dan nelayan luar wilayah.

Tomy menegaskan pentingnya komunikasi yang lebih baik antara nelayan yang berlindung dan pihak pelabuhan. 

“Harusnya kan minimal permisi dulu ke kami, tapi ternyata tidak. Meskipun masyarakat Pacitan tidak mempermasalahkan, kami berusaha untuk mengantisipasi sengketa antara nelayan,” ujarnya.

Mengenai masa tinggal kapal-kapal tersebut di wilayah Pacitan, Tomy menuturkan hal ini tergantung pada kondisi cuaca selanjutnya.

“Kami juga belum tahu sampai kapan, tapi mereka kan berkomunikasi antar nahkoda melalui handy talky (HT). Jika cuacanya membaik di tengah laut, mereka nanti balik. Beberapa kapal saat ini juga sudah mulai berlayar lagi. Sekarang jumlahnya sudah mulai berkurang,” terangnya.

Sementara itu, akibat cuaca buruk akhir-akhir ini, hasil tangkapan nelayan lokal Pacitan juga disebut mengalami penurunan signifikan. Nelayan yang biasanya dapat menangkap hingga 50 ton ikan dalam waktu 20-30 hari, saat ini hanya berhasil menangkap sekitar 20 ton.

"Bahkan ada yang baru mendapatkan 5 ton ikan dan memutuskan kembali ke pelabuhan karena khawatir soal cuaca buruk di tengah laut," tutupnya Tomy. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan Nelayan cuaca buruk DKP Jatim Cilacap