KETIK, SURABAYA – Kebanyakan Film Hunter sering memanfaatkan waktu menunggu berbuka atau sahur untuk mengejar target menonton film favorit mereka.
Apakah boleh menonton film bergenre romantis ketika puasa? Apakah puasanya tetap sah? Apakah hukum ini juga berdampak ke film non romantis?
Rata rata film yang sedang hype saat ini adalah genre romantis. Sebagaimana genre romantis pada umumnya, pasti ada scene kissing atau scene antara laki laki dan perempuan bersama.
Anggota Komisi Dakwah MUI Kabupaten Sampang, Ubaidillah menjelaskan bahwa menonton film itu hukum dasarnya adalah boleh. Baik bergenre romantis, komedi, horror dan lain-lain.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Allah menakdirkan sebagian dari zina untuk anak Adam di mana ia akan melakukan itu, bukan mustahil. Zina mata adalah melihat”
Zina mata yang dimaksud disini adalah melihat hal-hal yang maksiat. Para ulama sepakat baik laki-laki maupun perempuan haram hukumnya memandang aurat lawan jenisnya yang bukan mahram tanpa uzur syar’i.
“Jadi, melihat aurat lawan jenis dan adegan berciuman bisa dikategorikan zina mata. sehingga film mengandung unsur-unsur maksiat hukumnya menjadi haram,” ungkap Ubaid.
Adegan-adegan seperti itu biasanya membangkitkan syahwat. Tapi meskipun setelah menontonnya tidak berefek apapun, lebih baik untuk tidak melihat film itu agar tidak terjerumus pada perbuatan dosa.
“Namun perlu diingat bahwa hukum haram ini berlaku dalam semua kondisi, baik sehat/sakit, sedang berpuasa ataupun tidak,” jelas Ubaid sambil mengingatkan.
Sejatinya puasa adalah latihan untuk mengendalikan hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan hal-hal yang bersifat positif. Maka lebih baik puasa kita tidak diisi dengan kegiatan menonton film.
“Daripada begadang menunggu waktu sahur diisi mengejar target menonton film. Lebih baik diisi dengan i’tikaf di masjid, apalagi sebentar lagi ada malam lailatul qadar,” tambah Ubaid
Sebagai manusia yang tak luput dari dosa tentu diantara kita masih ada keinginan untuk menonton film bergenre romantis. Dosen Institut Agama Islam Nazhatut Thullab (IAI NATA) Sampang ini memberikan 2 solusi.
Solusi paling masuk akal ketika ingin menonton film romantis adalah mengalihkan perhatian kita dengan cara menyibukkan diri dengan hal yang bernilai lebih positif.
“Yang kedua, kita tetap bisa menonton. tapi jika sampai pada scene yang gitu-gitu, kita bisa skip atau memejamkan mata,” terang Ubaid
Jadi ketika ada teman yang menghabiskan waktunya dengan ini. Maka sikap kita adalah mengingatkannya, atau kalau mampu kita melarangnya. Namun tindakan melarang sepertinya sulit sekali untuk terealisasi apalagi hanya sebatas teman.
Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama bahwa kewajiban kita hanya sebatas mengingatkan bukan menyadarkan, karena hidayah itu hak/kuasa Tuhan. (*)