Dua Patung Monumental Jadi Langkah Awal Karier Yusril Mahendra, Seniman Muda dari UB

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

1 Maret 2025 17:55 1 Mar 2025 17:55

Thumbnail Dua Patung Monumental Jadi Langkah Awal Karier Yusril Mahendra, Seniman Muda dari UB Watermark Ketik
Yusril Mahendra (ketiga dari kiri) bersama patung monumen Garuda Pancasila buatannya. (Foto: Yusril Mahendra)

KETIK, MALANG – Di usianya yang masih muda, Yusril Mahendra terus membuktikan kemampuannya sebagai seniman patung. Ia berhasil menciptakan dua patung monumental untuk Desa Semut dan Ngerong, Pasuruan Jawa Timur. 

Bermula dari tugas akhir sebagai mahasiswa Seni Rupa Universitas Brawijaya (UB), Yusril menantang dirinya untuk membuat patung dari bahan metal. Meski sempat diragukan, namun patung setinggi 3 meter untuk Desa Semut itu berhasil membawanya lulus dengan nilai sempurna. 

"Sempat disarankan untuk tetap mengikuti prosedur yang sudah ada di kampus. Membuat patung dengan jumlah minimal, tapi dengan ukuran lebih kecil. Daripada membuat 1 patung tapi besar," ujarnya, Sabtu 1 Maret 2025. 

Keputusan tersebut diambil bukan tanpa risiko. Ia menjelaskan bahwa proses pembuatan patung monumental dengan skala besar membutuhkan perhitungan yang matang. 

Yusril harus mempertimbangkan mulai dari bahan, teknik pengerjaan, hingga daya tahan patung. Meski menemui tantangan, namun pembuatan patung pertamanya berbuah manis. 

"Waktu pertama kali itu, aku kolaborasi sama salah sayu CV dan warga sekitar. Pengerjaan patung pertama selama 8 bulan itu berhasil dan disambut baik oleh warga dan pihak kampus," lanjutnya. 

Foto Proses pemasangan patung monumen buah karya Yusril Mahendra. (Foto: Yusril Mahendra)Proses pemasangan patung monumen buah karya Yusril Mahendra. (Foto: Yusril Mahendra)

Setelah berhasil dengan karya pertamanya, Yusril memberanikan diri menerima pesanan patung monumental untuk Desa Ngerong, Pasuruan. Kali ini patung realis yang merepresentasikan burung Garuda dibuat dengan skala lebih besar. 

Untuk pengerjaan dilakukan oleh 9 orang selama 3 bulan. Patung monumental tersebut berbentuk Garuda Pancasila dengan beratnya sekitar 1,5 kwintal, tinggi 2,6 meter dan lebar 3 meter. 

Baginya, setiap proyek seni memiliki tantangan yang berbeda. Sebagai seniman muda bergaya realis, ia mencoba menciptakan patung Garuda dengan detail yang mendekati bentuk aslinya. 

"Patung ini sesuai dengan Garuda Pancasila, tapi aku ubah bentuknya saja. Untuk unsur seperti di sayap burung tetap menyesuaikan 17 bulu, di ekor ada 8 bulu di pangkal ekor ada 19, dan di dada ada 45 bulu," terangnya. 

Dari segi teknis, patung Garuda Pancasila memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Patung Garuda memerlukan pengerjaan detail, terutama bulu-bulu kecil yang dibuat satu per satu dari plat galvanis, material yang lebih kuat dan tahan lama.

"Aku suka belajar hal baru dalam membuat karya. Mungkin yang sekiranya bisa membuat sudut pandang orang-orang pas melihat karyaku gak hanya dikatakan bagus tapi lebih ke tertarik dan menarik," ucapnya. 

Per Jumat 28 Februari kemarin, patung monumen Garuda Pancasila bikinan Yusril telah berdiri tinggi di atas gedung Balai Desa Ngerong. 

Yusril sendiri menyadari bahwa dunia seni patung bukan bidang yang mudah sebab butuh keterampilan teknis dan ketelitian tinggi. Namun ia merasa beruntung dapat menjalani karir yang selaras dengan hobi dan keahliannya. 

"Setelah ini kemungkinan akan ada proyek lagi karena sudah omong-omongan. Sebenernya ini karena terinspirasi dari orang tua, dan kenikmatan sendiri saat proses pembuatannya," ucap penggemar seniman patung dari Bali, I Ketut Putrayasa itu. (*)

Tombol Google News

Tags:

Yusril Mahendra Alumni UB Universitas Brawijaya Patung Monumental Seni Patung Seni Rupa UB