KETIK, LABUHAN BATU – Pemerhati lingkungan dan sosial, Ishak (56) meminta pengelolaan keuangan di PTPN IV Regional II Kebun Berangir, Desa Perkebunan Berangir, Kecamatan Na IX – X, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara diperiksa.
Hal itu berdasarkan temuan sejumlah titik jalan produksi yang kondisinya terbilang buruk dan areal perkebunan ditumbuhi semak belukar sehingga nyaris menutupi pohon kelapa sawit yang masih produktif.
Dijelaskan Ishak, Rabu 19 Maret 2025 di Rantauprapat, dirinya telah mendokumentasikan sejumlah temuan di lahan perkebunan kelapa sawit sekitaran afdeling 1 itu.
"Beberapa hari lalu saya ke lokasi, di beberapa titik, terlihat jalan produksi kondisinya buruk. Selain digenangi air berlumpur, jalan itu juga berlubang," ujarnya.
Tidak sampai di sana, situasi miris juga terlihat pada keberlangsungan tanaman milik pemerintah di bawah BUMN itu. Areal perkebunan ditumbuhi semak belukar terbilang tinggi.
Permintaan dilakukannya pemeriksaan pengelolaan keuangan tersebut sejalan dengan adanya kegiatan perawatan dan pemeliharaan khususnya jalan produksi dan areal perkebunan.
"Karena, segala kegiatan di PTPN itu ada anggarannya, termasuk perawatan atau pemeliharaan jalan produksi serta areal kebun. Nah, sementara, masih kita temukan kondisinya miris," terang Ishak.
Pemeriksaan nantinya, ujar Ishak, dapat dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI atau melalui perwakilan Sumut, inspektorat jenderal, Sistem Pengendalian Intern (SPI), Kejaksaan Negeri Labuhanbatu, Polres Labuhanbatu.
Salah satu temuan kondisi semak belukar yang ada di PTPN IV Regional II Kebun Berangir, Desa Perkebunan Berangir, Kecamatan Na IX – X, Kabupaten Labura. (Foto: Ishak for Ketik.co.id)
Tindakan itu diharapkan dilaksanakan dengan penuh hati-hati tanpa ada menutupi permasalahan. Cara terbaik, menurut Ishak, dapat dilakukan dengan awal turun ke lokasi perkebunan guna mengecek kondisi areal tanaman dan jalan.
"Biar jelas dan transparan, apakah jalan produksi itu memang belum saatnya dirawat, begitu juga dengan semak belukar. Namun, jika sudah dilakukan pembayaran, maka ada kemungkinan kerugian negara di sana," paparnya lagi.
Dia menambahkan, turunnya tim pemeriksa, sebagai wujud pencapaian program dan kegiatan pembangunan perkebunan lebih efektif, efisien, ekonomis dan tertib sesuai dengan kaidah-kaidah berlaku. Ini agar tercapainya target yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana kinerja tahunan.
Dilanjutkan Ishak, lembaga pemeriksa, juga harus menunjukkan kinerja baik dengan tujuan peningkatan kinerja, transparansi, akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, pengamanan aset negara hingga meminimalkan temuan baik administrasi, teknis maupun kerugian negara.
"Itu layak dibuktikan lembaga penegak hukum dan pemeriksa keuangan, sejalan asta cita Presiden RI Prabowo di antaranya memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi. Kita minta lakukan pemeriksaan," terang Ishak mengakhiri.
Di lain sisi, General Manajer Distrik II PTPN IV Regional II, Agustian Harianto, saat dimintai konfirmasi terkait kondisi yang ada di Kebun Berangir oleh Ketik.co.id melalui pesan WhatsApp pada 18 Maret 2025 belum menanggapi.
Jajaran petinggi PTPN IV Regional II Kebun Berangir seperti Manager, Edwin Seto Kusbandi, Kepala Tata Usaha (KTU), Indra Roy Sinuhaji dan Asisten Kepala (Askep), Diston Sialagan, sampai kini juga belum memberikan keterangan atau klarifikasi atas konfirmasi yang sudah dikirimkan sebelumnya. (*)