Lusa, UB Malang Akan Kukuhkan Empat Profesor Baru

Jurnalis: Sholeh
Editor: Gumilang

15 Januari 2024 12:00 15 Jan 2024 12:00

Thumbnail Lusa, UB Malang Akan Kukuhkan Empat Profesor Baru Watermark Ketik
Universitas Brawijaya Malang menggelar konferensi pers pengukuhan empat profesor baru, Senin (15/1/2024). (Foto: Sholeh/ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) Malang Jawa Timur kembali mengukuhkan empat profeor baru. Dalam prosesi pengukuhan yang diselenggarakan pada Rabu (17/1/24) lusa tersebut, UB menambah masing-masing satu profesor dari empat fakultas.

Yaitu Prof. Dra. Hermin Sulistyarti, Ph.D dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Ia merupakan profesor ke-27 di FMIPA dan Profesor aktif ke 207 di Universitas Brawijaya.

Kemudian, Prof. Dr. ir. Susinggih Wijana, S.U, profesor aktif ke 28 di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Profesor aktif ke 207 di Universitas Brawijaya. Selanjutnya, Prof. Dr. Tunggul Anshari Setia Negara, SH.,MHum, yang merupakan profesor bidang Ilmu Hukum Tata Negara.

Dia menjadi Profesor aktif ke 10 di Fakultas Hukum (FH) dan Profesor aktif ke 208 di Universitas Brawijaya. Terakhir, Prof. Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.COMM. sebagai Profesor aktif ke 3 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Profesor aktif ke 209 di Universitas Brawijaya.

Prof. Dra. Hermin Sulistyarti, Ph.D menemukan Teknik µPAD-Smartphone Sebagai Metode Deteksi Kimia yang Cepat, Mudah dan Akurat.

Penggabungan teknik µPAD-smartphone mampu menghasilkan teknik analisis kimia yang cepat, mudah, murah, selektif, dan akurat.  

Menurut Prof. Hermin Teknik analisis ini membuka peluang untuk pengembangan perangkat rapid test atau rapid diagnostic yang sangat berguna untuk penerapan di lapangan atau tidak harus di laboraborium dan bisa dioperasikan oleh masyarakat awam.

"Harapannya, melalui teknik µPAD-smartphone kedepan diharapkan dapat berfungsi sebagai smart analyzer yang mampu menggantikan instrumentasi analisis yang rumit dan mahal untuk diagnostik baik untuk bidang kesehatan maupun lingkungan,” kata profesor dalam bidang ilmu Kimia Analitik ini.

Sementara, Prof. Dr. ir. Susinggih Wijana, S.U akan menyampaikan orasinya berjudul Teknologi Reprocessing untuk Memperkuat Hilirisasi Produk Olahan Gula Aren. Menurutnya, hingga saat ini produksi gula dunia masih didominasi oleh gula tebu. 

Namun demikian, produktivitas dan total produksi gula aren di Indonesia mengalami penurunan, karena berbagai faktor, seperti berkurangnya lahan tebu, penurunan produktivitas tebu, pengelolaan tebu yang tidak efisien hingga inefisiensi produksi tebu pada pabrik gula. Salah satu alternatif pengganti gula tebu adalah gula palma, yang biasa di produksi dari aneka tanaman palma seperti kelapa, aren, siwalan atau nipah. Produk yang bisa dihasilkan dari gula ini pun beragam, seperti gula padat, gula semut dan sirup. 

“Permasalahan penurunan produktivitas gula tebu sebenarnya dapat diatasi dengan pengembangan gula dari tanaman palma, langkah solutif yang strategis ini dapat dilakukan untuk menjawab tantangan kebutuhan gula di Indonesia yang setiap tahun semakin meningkat,” kata Susinggih. 

Diantara jenis tersebut tanaman aren varietas unggul mampu menghasilkan nira tertinggi hingga 15-25 liter/hari, sehingga sangat potensial untuk memenuhi gula di Indonesia.

Produksi gula aren yang dilakukan oleh perajin sebagian besar berbentuk gula cetak dan kualitasnya belum memenuhi SNI, hal tersebut disebabkan oleh teknologi yang digunakan masih tradisional dan kualitas SDM dalam penguasaan teknologi masih relatif rendah.

Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kualitas gula aren yang diproduksi oleh perajin dan juga diversifikasi produk olahan sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

"Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi gula aren adalah dengan melakukan proses ulang (reprocessing) terhadap gula aren yang diproduksi oleh perajin di pedesaan menjadi aneka produk : gula kristal (semut), gula sirup, pasta gula aren, alkohol dan asam cuka," jelasnya.

Selanjutnya, Prof.Dr. Tunggul Anshari Setia Negara, dalam orasi ilmiahnya pada Rabu (17/1/2024) mendatang, ia memberikan orasi ilmiahnya berjudul "Model Prosedural yang Demokratis Sebagai Alat Ukur Pada Pengujian Formal di Mahkamah Konstitusi".

Ia menerangkan bahwa selama ini, pengujian formal terhadap undang-undang di Mahkamah Konstitusi cenderung hanya mengamati prosedur pembentukan. Mulai dari persiapan hingga pengundangan. 

Pengujian formal di Indonesia perlu diperbarui melalui suatu model yang lebih berfokus pada pengujian yang menelaah prosedur yang demokrasi (democratic-dimension), meliputi partisipasi, representasi dan responsivitas serta penggunaan metode Regulatory Impact Assessment (RIA) dalam setiap tahapan. 

Yang terakhir, Prof. Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.COMM dengan orasi ilmiahnya berjudul Teliti Model Komunikasi Garuda.in untuk Pemberdayaan Partisipasi Politik Masyarakat.

Garuda.in merupakan model komunikasi bermedia berbasis digital dalam komunikasi politik yang interaktif, partisipatif dan termoderasi dalam menjaga etika komunikasi ketimuran. 

Dari model komunikasi ini, Anang berharap adanya kolaborasi antar pemda, perguruan tinggi, organisasi Masyarakat, media dan pebisnis untuk menjalankan perannya masing-masing secara aktif.

"Melalui GARUDA,IN, saya berharap dapat mengurangi komunikasi di ruang publik yang liar, tidak beradab dan tidak bertanggungjawab dalam merespon berbagai kebijakan pelaksanaan program pemerintah daerah,” ulasnya. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

UB Malang Pengukuhan Profesor Kota Malang