KETIK, SAMPANG – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Mohammad Zyn Kabupaten Sampang merupakan rumah sakit tipe B yang mempunyai visi Menjadi Rumah Sakit Modern dan Profesional Berstandart Nasional dengan mengedepankan pelayanan, pendidikan, dan penelitian.
Selain tenaga kesehatan yang profesional, rumah sakit yang disebut juga dengan RSMZ itu mempunyai alat-alat kesehatan yang juga berteknologi tinggi, seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT Scan (Computed Tomography).
Namun sayang, pasca di tinggal dr Agus Ahkmadi, alat yang berfungsi untuk tes pencitraan diagnostik yang dapat membantu mendeteksi penyakit, mengevaluasi pertumbuhan abnormal, dan menentukan stadium kanker, mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi.
Seperti diketahui, sejak akhir September 2024 lalu, dr Agus Akhmadi resmi pindah tugas dengan menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.
Meski demikian, pelayanan di RSUD dr Mohammad Zyn tetap berjalan normal, berkualitas dan memuaskan. Bahkan sampai overload lantaran ruang rawat inap dan IGD penuh dengan pasien.
Situasi di ruang transit RSUD dr Mohammad Zyn ( Foto: Mat Jusi/ Ketik.co.id).
Sampai-sampai pihak RSUD dr Mohammad Zyn mendirikan tenda darurat dan ruang transit sementara untuk menampung pasien.
Terkait dengan hal tersebut, media Ketik.co.id melakukan konfirmasi kepada pejabat struktural RSUD dr Mohammad Zyn Sampang dan diterima Humas, Amin Jakfar mengatakan bahawa sejak lima tahun terakhir, RSMZ berbenah banyak hal, dari ketersediaan alat kesehatan yang lengkap dan canggih, fasilitas kesehatan hingga ketersediaan dokter spesialis, menjadi jaminan pelayanan akan memanjakan pasien.
"Melihat pasien yang melebihi kapasitas yang ada, adalah cermin kepercayaan masyarakat luas, khususnya masyarakat Kabupaten Sampang terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit", ujarnya. Selasa 17 Desember 2024.
Menurut Amin, IGD dan kamar rawat inap hampir setiap hari penuh dengan pasien.
"Di IGD ini kemarin pernah sampai nandon 47 orang pasien dari kapasitas normal. Normalnya di IGD 15 -20 bed atau pasien", ucapnya.
Lanjut Amin, jika IGD sudah melebihi kapasitas dan full, sangat tidak nyaman bagi pasien sehingga perawatan fokusnya terbelah. Oleh karena itu, kami berinisiatif membuka membuka tenda darurat untuk ruang transit.
"Hari ini kami mendirikan ruang transit baru dengan kapasitas 7 orang pasien. Ruang trasit sementara ini sembari menunggu pasien di rawat inap di sarankan pulang oleh dokter", pungkasnya. (*)