KETIK, MALANG – Pemerintah Kota Malang telah mengadakan pertemuan dengan warga Desa Jedong Kecamatan Wagir Kabupaten Malang yang terdampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang pada Sabtu (21/10/2023). Dalam pertemuan tersebut warga meminta tiga hal salah satunya pembentukan sumur artesis.
Akibat tingginya volume sampah di TPA Supit Urang, membuat ketersediaan air bersih menjadi terganggu. Namun Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat tidak merekomendasikan pembuatan sumur artesis yang diminta warga.
"Saya beri masukan pada Kepala Desa dan warga bahwa sumur artesis yang berada di sekitar TPA dikhawatirkan terimbas terkait serapa di TPA," ujarnya usai menemui warga.
Menurutnya alih-alih menggunakan sumur artesis, warga lebih baik menggunakan air yang bersumber dari PDAM. Hal tersebut mempertimbangkan kualitas dari air PDAM yang lebih terjamin.
"Walaupun saat ini oke artesis bisa tertangani, tapi dua sampai lima tahun mendatang air bisa terkontaminasi dengan resapan di sekitar. Lebih baik menggunakan distribusi dari PDAM karena lebih jelas kualitas airnya," lanjutnya.
Pihaknya akan segera mengadakan pertemuan dengan jajaran Perumda Tirta Kanjuruhan milik Kabupaten Malang untuk menindaklanjuti rekomendasi tersebut. Selama ini masyarakat menggunakan air dari Hipam yang sudah menguning dan terkontaminasi serapan sekitar TPU Supit Urang.
"Nanti duduk bersama dengan Perumda Tugu Tirta, dan Tirta Kanjuruhan bersama kepala desa. Kira-kira bagaimana penyelesaian untuk air bersih dengan adanya TPA ini. Warga tidak sampai 100 yang terdampak, nanti dilihat bagaimana polanya, termasuk pembiayaan," jels Wahyu.
Pertemuan Pemkot Malang dengan warga terdampak TPA Supit Urang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
Selain sumur arteri warga juga mengajukan dua permintaan lainnya yakni layanan kesehatan serta tembok penahan di lingkungan TPA Supit Urang.
Terkait layanan kesehatan, sudah ada Puskesmas Mulyorejo yang dekat dengan lokasi warga dan memberikan layanan gratis. Termasuk dengan ambulan siap siaga selama 24 jam untuk melayani jika terdapat masyarakat yang sakit.
"Layanan kesehatan bisa ditangani dan dilayani oleh Puskesmas Mulyorejo, tadi siap satu Desa Jedog akan dilayani dan gratis. Ambilan dan puskesmas keliling juga akan siap datang ke sana. Kemudian satu lagi puskesmas transportasi, sehingga ada tiga layanan untuk masyarakat jika ada keluhan," paparnya.
Masyarakat juga mengeluhkan saluran air yang membatasi antara TPA dengan tanah warga telah tertutup oleh sedimen. Masyarakat berharap saluran tersebut dapat segera dinormalisasi. Terlebih pembuatan tembok penahan tidak dapat segera terlaksana apabila sungai tersebut belum dinormalisasi.
"Tahap pertama kita normalisasi dulu. Nanti Keoala Dinas DPUPRPKP dan DLH Kota Malang serta Kepala Dinas PU SDA Kabupaten Malang untuk bisa normalisasi. Agar aliran air bisa lancar dan akan bisa lihat bagaimana tembok penahan, yang g penting normalisasi dulu. Kalau sudah kuat, sampah semakin tidak keluar dari situ. Nanti juga kita lihat spot tertentu," jelas Wahyu.(*)