Peningkatan Inklusi Ekonomi Digital Berlanjutan untuk UMKM Lewat QRIS

Editor: Naufal Ardiansyah

31 Juli 2023 02:39 31 Jul 2023 02:39

Thumbnail Peningkatan Inklusi Ekonomi Digital Berlanjutan untuk UMKM Lewat QRIS Watermark Ketik
Oleh: Prof. Dodi W. Irawanto*

Angin segar terdengar sayup-sayup namun pasti dari Gubernur Bank Indonesia (BI) bahwa selambat-lambatnya pada 30 November tahun ini semua transaksi pembayaran digital QRIS di bawah Rp 100.000,- akan dibebaskan biaya.

Pada Focus Group Discussion (FGD) Bank Indonesia dengan akademisi dan lembaga riset di Malang tanggal 27-28 Juli 2023, BI menyampaikan bahwa sampai dengan Juni 2023 sudah 26.6 juta merchant terdaftar menggunakan QRIS dari total 65 juta UMKM terdaftar. Proprosi pengguna QRIS tentunya akan meningkat jelang kabar gembira ini.

Di zaman digital seperti saat ini konektivitas antara pelaku usaha dengan konsumen sangat didominasi oleh interaksi secara digital seperti melalui marketplace, sosmed dll. Tentu ini menjadi kabar gembira bagi para pelaku UMKM dimana data mencatat adanya peningkatan transaksi yang tajam dimana tercatat 83% volume transaksi QRIS didominasi para pelaku UMKM.

Kita tahu bahwa sejak pandemic Covid19 di tahun 2020 dan pada masa pemulihan ekonomi RI pasca pandemi, Bank Indonesia banyak melakukan upaya percepatan digitalisasi perbankan melalui sistem-sistem digital. Selain QRIS juga ada BIFast dan ini terbukti efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pelaku UMKM akan banyak diuntungkan tidak saja dalam aspek kecepatan transaksi namun juga banyak memangkas biaya operasional. Fakta pelaku UMKM yang pada 2022 dilaporkan dilakoni oleh generasi melek tekhnologi, yakni generasi milenial di mana menduduki urutan kedua setalh Generasi X yakni sebesar 34% dari total pelaku UMKM di Indonesia memberikan potensi terhadap akselerasi UMKM secara berkelanjutan.

Kita tahu bahwa digitalisasi selain memberikan kemudahan juga dapat dioptimalkan oleh para pelaku UMKM untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dimulai dari penyerderhanaan proses dimana dengan hadirnya QRIS, pelaku UMKM tidak perlu lagi membuat laoran keuangan konvensional namun juga bisa dintegrasikan dengan platform laporan keuangan yang tidak hanya sebagai pencatatan namun juga bisa untuk hal lain.

Pencatatan secara real time ini tentunya memberikan peluang efisiensi dengan tepatnya pengalokasian anggaran lebih tepat. Belum lagi trend penggunaan Artificial Intellegence (AI) dalam beberapa platform bisnis digital sangat digemari para generasi milenial dalam upaya mengekspansi bisnisnya misal untuk proyeksi pemasaran yang yang lebih tepat dll.

Digitalisasi semacam QRIS ini tentunya harus direspon oleh beberapa pihak berkepentingan secara nasional agar para pelaku UMKM semakin komit dalam pemanfaatan channel pembayaran ini dan secara langsung menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia.

Kementerian lintas sektor dituntut untuk ikut mensinergikan secara masif lagi program-program pro UMKM dan peran perguruan tinggi dalam kegiatan-kegiatan penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat akan mampu menciptakan sinergitas yang menguntungkan.

Apakah pengembangan digital payment gateway QRIS akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Ri secara berkelanjutan? Ini menjadi pekerjaan rumah kita semua.


*) Prof. Dodi W. Irawanto, Pakar UMKM dan SDM Universitas Brawijaya

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Ketentuan pengiriman naskah opini:

Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id. Berikan keterangan OPINI di kolom subjek

Panjang naskah maksimal 800 kata

Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP

Hak muat redaksi

Tombol Google News

Tags:

Prof Dodi W Irawanto UMKM Bank Indonesia BI QRIS UB Universitas Brawijaya