Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Capai 5,03 Persen

18 Maret 2025 17:26 18 Mar 2025 17:26

Thumbnail Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Capai 5,03 Persen Watermark Ketik
Kepala Kanwil Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jawa Timur, Dudung Rudi Hendratna (tengah) dalam Press Conference ALCo APBN KiTa Regional Jawa Timur, Selasa, 18 Maret 2025. (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Kanwil Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jatim mencatat perekonomian di Jawa Timur tumbuh hingga 5,03 persen year over year (YoY). Hal ini disebabkan dengan permintaan domestik yang kuat dan inflasi yang terkendali serta lapangan kerja baru.

Hal itu diungkapkan Kepala Kanwil Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jawa Timur, Dudung Rudi Hendratna dalam Press Conference ALCo APBN KiTa Regional Jawa Timur, Selasa, 18 Maret 2025.

"Dengan aspek itu maka pertumbuhan ekonomi di Jatim semakin baik, ditambah Jawa Timur berkontribusi terhadap 25,55 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah Pulau Jawa terbesar kedua setelah DKI Jakarta," katanya.

Dudung menjelaskan pada bulan Februari 2025 terjadi Deflasi sebesar  -0,03 persen (yoy). Hal ini dikarenakan adanya diskon tarif dasar listrik.

"Namun harga pangan terus dikendalikan, terutama dalam menghadapi Ramadhan dan Lebaran," ucapnya.

Menurut Dudung, berbagai langkah kebijakan penurunan tarif angkutan lebaran, toll menjelang lebaran diperkirakan berkontribusi besar dalam pengendalian Inflasi.

"Sehingga ini yang membuat Inflasi yang terjadi pada bulan maret ini," ucapnya.

Adanya industri berbasis hilirisasi juga dinilai mendorong kinerja sektor manufaktur. Dorongan tersebut berasal dari industri makanan dan minuman sebesar 7,55 persen, yoy, kertas sebesar 5,96 persen yoy, dan kimia sebesar 5,26 persen yoy.

"Penyaluran kredit program di Jawa Timur dengan rincian KUR sebesar Rp46,62 triliun untuk 909.119 orang, dan UMi sebesar Rp1,18 triliun untuk 264,341 orang," ucap Dudung. (*)

Tombol Google News

Tags:

Pertumbuhan ekonomi di Jatim Jawa timur Kanwil Kemenkeu Kementerian Keuangan Ekonomi