KETIK, TRENGGALEK – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Trenggalek, BPR Jwalita terus berinovasi dalam menguatkan program-programnya serta rencana bisnisnya tahun 2025. Tujuannya agar bisa berperan aktif menyumbang pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Dengan adanya penyertaan modal pada APBD Tahun 2025 sebesar Rp 2,5 milyar tentu akan memudahkan dalam pemberian kredit yang mudah dan murah. Khususnya UMKM, karena hampir 70 persen debiturnya adalah UMKM dan usaha Mikro,” kata Dwi Fraidianriani, Direktur BPR Jwalita Trenggalek, Rabu 18 Desember 2024.
Dwi menjelaskan, salah satu program unggulan BPR Jwalita itu antara lain;
-Program Gansar untuk para pedagang pasar, yaitu pinjaman untuk pedagang pasar tanpa agunan dengan bunga yang cukup murah. Syaratnya hanya KTP dan pedagang sudah bisa mendapatkan pinjaman Rp 4 juta per-pedagang. Tujuan untuk meningkatkan usaha dan memberantas rentenir.
-Program JELITA (Jwalita Peduli Wanita) adalah program untuk UMKM perempuan dan syaratnya mudah. Cukup KTP, KK, agunan BPKB/SHM).
-Program Kredit Multiguna dan pelaku ekonomi kreatif. Syaratnya KTP, KK dan agunan (BPKB/SHM).
"Program tersebut bunganya 0,85 persen per bulan flat. Itu sangat murah dan terjangkau oleh masyarakat. BPR Jwalita menyalurkan kredit dengan dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito dengan bunga 6,25 persen, sehingga bunga kredit 1 persen sampai 1,2 persen flat per bulan," ucapnya.
Dwi menyebut, penyertaan modal Rp 15 miliar untuk BPR Jwalita hingga tahun 2029 merupakan angin segar untuk meningkatkan kinerja dan layanan kepada masyarakat Trenggalek, dengan prinsip tata kelola yang baik, profesional, dan prudential banking (prinsip kehati-hatian).
Sehingga, mitigasi dalam penyaluran kredit harus diperhatikan. Tak terkecuali analisa kredit yang baik agar kualitas kredit baik.
"Saat ini kredit di BPR Jwalita dalam keadaan sehat dengan NPL 3,5 persen. Standar sehat menurut OJK 5 persen. Sedangkan di Jatim NPL rata-rata 10 persen. Ini artinya, BPR Jwalita dalam menyalurkan kreditnya sangat prudent," tegasnya.
Ia menambahkan, terkait rencana bisnisnya dilakukan dengan strategi untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.
Rencana bisnis tersebut meliputi;
-Kredit Usaha Rakyat Daerah (KURDA) yang mudah dan murah bagi UMKM yang eksis dan UMKM yang sedang merintis.
-Melanjutkan kredit Gangsar kepada pedagang pasar tanpa agunan.
-Program JELITA untuk UMKM perempuan.
-Kredit Kepemilikan Rumah (KPR BPR)/Griya Jwalita.
-Pembiayaan PPPK, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
-PJTKI/pembiayaan TKI ke Jepang dan Korea bekerjasama dengan LKP.
-Pengembangan program kearifan lokal dengan Program Tabungan Arisan Masyarakat (SIMARMS).
"Perlu diketahui jika BPR Jwalita dalam pengawasan OJK, sehingga manajemen risiko cukup diperhatikan yang meliputi risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional dan risiko hukum," tandasnya.
Ia berharap dengan adanya penyertaan modal hingga tahun 2029 bisa memacu dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Trenggalek dengan segala kemudahannya.
"Kita telah berkontribusi hampir Rp 11 miliar dari modal awal Rp 20 miliar," tutupnya.