Ribuan Warga Nahdliyin Tuntut PWNU Jatim Perjuangkan Cawapres Nadliyin

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Marno

4 Mei 2023 09:25 4 Mei 2023 09:25

Thumbnail Ribuan Warga Nahdliyin Tuntut PWNU Jatim Perjuangkan Cawapres Nadliyin Watermark Ketik
Suasana demo di depan Kantor PWNU Jatim, Kamis (4/5/2023). (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id) 

KETIK, SURABAYA – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim didemo oleh ratusan warga Nahdiyin yang mengatasnamakan Nahdlatul Ulama Bersuara Untuk Bangsa (Nusa Bangsa) pada Kamis (4/5/2023). 

Kedatangan ratusan massa yang didomiinasi ibu-ibu itu menuntut kepada pengurus NU untuk memperjuangkan tokoh-tokoh NU menjadi salah satu pemimpin bangsa, minimal menduduki calon wakil presiden (cawapres).  

Koordinator aksi Khalilurahman R Abdullah Sahlawy menyebut jumlah warga NU sangat signifikan di Indonesia. Dengan jumlah yang banyak itu, perlu representasi capres/cawapres NU di ajang Pemilu 2024. 

"Namun hari ini besarnya jumlah warga NU tidak berbanding linear dengan posisi politik NU dalam kancah politik nasional. Hal itu bisa dilihat dari sejumlah nama yang mengerucut sebagai calon pemimpin nasional tidak ada yang merepresentasikan kader NU. Baik untuk RI 1 mau pun RI 2," katanya. 

Pria yang akrab disapa Ra Lilur ini mengungkapkan kandidat capres dan cawapres yang beredar saat ini, tidak ada yang merepresentasikan kader NU. Karena itu, pihaknya berinisiatif melakukan aksi damai ke kantor PWNU Jatim, untuk menyampaikan aspirasi nahdliyin di Jawa Timur. 

Ra Lilur membeberkan bangsa ini dibangun dari dua kekuatan besar, yakni kaum nasionalis dan nahdliyin. Karena itu jika capresnya berasal dari kalangan nasionalis, maka sepatutnya wapresnya dari kalangan Nahdliyin. 

"Kalau kita melihat konstelasi politik saat ini, belum ada kader NU yang di-plot sebagai capres ataupun cawapres. Padahal NU meluber kader yang mumpuni dan yang jelas proses kaderisasinya di NU," ujarnya. 

Menurut Ra Lilur, sejumlah nama kader NU yang layak menjadi cawapres. Mereka adalah Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, KH. Said Aqil Siradj, KH. Miftachul Akhyar, KH. Yahya Cholil Staquf, Yenny Wahid, Saifullah Yusuf, Ali Maskur Musa, Habib Lutfi, Taj Yasin dan Emil Dardak. 

Namun lanjutnya, nama-nama cawapres potensial dari NU itu terdegradasi oleh lembaga survei yang menempatkan posisi mereka di urutan bawah. Padahal faktanya, secara prestasi dan popularitas mereka ini di atas rata-rata nama-nama yang unggul dalam survei. 

Bahkan memiliki jejak rekam panjang dalam karir politik nasional. Selain itu masing-masing tokoh itu memiliki gerbong pendukung yang besar dan militan. 

"Mereka ini lah yang layak mewakili nahdliyin di nusantara. Merekalah sejatinya representasi dari kader NU tulen. Ini lah yang diperjuangkan Nusa Bangsa di Jawa Timur. Kami yakin gerakan ini akan menjadi bola salju diikuti oleh nahdliyin di provinsi lain," tambahnya.

Di sisi lain Kiai Zulkarnaen, ulama dari Banyuwangi menyampaikan bahwa NU bukan tim sepakbola, tidak perlu mendatangkan naturalisasi. Dan NU bukan pasar modal yang mendatangkan para pemodal. 

"Nusa Bangsa memulai aspirasi ini dari Jawa Timur, karena NU lahir dari Jawa Timur yang didirikan oleh para kiai-kiai sepuh, dan barang siapa yang di struktur PBNU hingga ke bawah menjual NU dan agama maka kehancuran akan tiba untuknya," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Nusa Bangsa Nahdiyin NAHDLATUL ULAMA PWNU Demo tokoh NU cawapres pemilu2024 pilpres2024