KETIK, BLITAR – SAE Ramadan Fest 2025 resmi digelar mulai 2 Maret hingga 28 Maret di Kota Blitar. Festival yang menjadi bagian dari perayaan Ramadhan ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan ekonomi bagi para pedagang di Pasar Tradisional.
Khususnya kebangkitan ekonomi di Pasar Legi dan Pasar SAE Ramadhan itu sendiri. Acara ini juga dihadiri Wakil Wali Kota Blitar Elim Tyu Samba, jajaran Pemerintah Kota Blitar, termasuk Sekretaris Daerah (Sekda), kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, lurah, serta komunitas pedagang setempat.
Dalam Perayaannya, Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin atau yang akrab disapa Mas Ibin menyoroti kondisi Pasar Legi yang sempat mengalami penurunan kunjungan pasca kebakaran.
Ia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menghidupkan kembali pasar tradisional agar tetap menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat.
“Dulu, pasar adalah pusat segala aktivitas jual beli. Namun, setelah kebakaran, banyak masyarakat yang ragu untuk kembali berbelanja di Pasar Legi. Inilah saatnya kita bangkit dan membuat pasar lebih menarik,” ujar Mas Ibin, Selasa, 4 Maret 2025.
Menurutnya, revitalisasi pasar tradisional harus dilakukan dengan pendekatan yang lebih modern agar mampu menarik minat masyarakat, termasuk generasi muda.
Ia menegaskan, pasar bukan sekadar tempat berjualan beli, tetapi juga harus menjadi ruang yang nyaman bagi anak muda untuk berkumpul, menikmati kuliner, hingga melakukan berbagai aktivitas lainnya.
“Pasar harus bertransformasi. Tidak hanya sebagai tempat transaksi, tetapi juga sebagai destinasi yang menarik, nyaman, dan relevan dengan gaya hidup anak muda saat ini. Misalnya dengan menghadirkan warung-warung modern yang menyediakan makanan dan minuman kekinian,” jelasnya.
Langkah konkretnya, Wali Kota meminta Dinas Perdagangan untuk segera menyediakan fasilitas pasar agar lebih representatif dan menarik. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas produk yang dijual agar pasar tradisional dapat bersaing dengan ritel modern.
“Kita ingin pasar tradisional juga memiliki daya saing. Tidak hanya dari segi harga, tetapi juga kualitas produk dan kenyamanan tempat. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi ragu untuk berbelanja di pasar tradisional,” tambahnya.
Selain revitalisasi fisik, Pemkot Blitar juga merancang berbagai strategi untuk mengembalikan kebiasaan masyarakat berbelanja di pasar tradisional. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan program diskon dan pasar murah guna menarik lebih banyak pengunjung.
“Kami akan mencoba berbagai inovasi, seperti program diskon belanja, pasar murah, atau bahkan membagikan sayur gratis di pasar. Ini bisa menjadi magnet bagi masyarakat agar kembali meramaikan pasar tradisional,” terang Mas Ibin.
Tak hanya itu, Pemkot Blitar juga berencana melibatkan pelajar dalam upaya melestarikan budaya belanja di pasar tradisional.
“Kita ingin anak-anak muda terbiasa berbelanja di pasar sejak dini. Oleh karena itu, kami akan mengajak para pelajar untuk ikut berbelanja ke pasar tradisional, agar budaya ini tidak hilang pada generasi mendatang,” ujarnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, Wali Kota optimis bahwa pasar tradisional di Kota Blitar dapat kembali berjaya dan menjadi penggerak utama roda perekonomian daerah.
“Kita harus yakin dan optimis. Jika semua elemen bergerak bersama, pasar tradisional akan kembali menjadi kebanggaan kita semua dan mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Blitar ke tingkat yang lebih tinggi,” tutupnya. (*)