Sekolah Toleransi Sasar 50 SMP, Pelajar Sidoarjo Diharapkan Semakin Toleran

Jurnalis: Fathur Roziq
Editor: Mustopa

4 Januari 2024 15:11 4 Jan 2024 15:11

Thumbnail Sekolah Toleransi Sasar 50 SMP, Pelajar Sidoarjo Diharapkan Semakin Toleran Watermark Ketik
Suasana pelaksanaan program Sekolah Toleransi Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) di SMP Negeri 2 Sidoarjo pada Kamis (4/1/2024). (Foto: istimewa)

KETIK, SIDOARJO – Program Sekolah Toleransi menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pada 2023 ini, program bernama Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) tersebut telah memasuki gelombang ketiga.

Komunitas Seni Budaya BrangWetan bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sidoarjo menjadikan 50 SMP negeri dan swasta sebagai sasaran program.

”Program yang dilaksanakan BrangWetan di Sidoarjo ini merupakan satu-satunya pendampingan Sekolah Toleransi di Indonesia yang dilaksanakan secara mandiri,” kata Kadisdikbud Sidoarjo Dr Tirto Adi MPd.

Program CBCTA ini dilaksanakan sejak 2020. Pada gelombang pertama, program Sekolah Toleransi menyasar 5 SMP dan 5 SMA/MA. Masing-masing sekolah berada di wilayah utara Sidoarjo, yaitu Kecamatan Taman, Waru, Sukodono, Gedangan dan Sedati.

Gelombang kedua difokuskan di 3 SMP negeri, 1 SMA negeri, serta 1 madrasah aliyah (MA), juga bekerja sama dengan BrangWetan.

Ketua Komunitas BrangWetan dan sekaligus Direktur Program CBCTA Gelombang 3 Henri Nurcahyo menjelaskan, pelaksanaan program Sekolah Toleransi gelombang pertama dan kedua dinilai berhasil.

Karena itu, sasaran CBCTA ini ditingkatkan lagi menjadi 50 SMP negeri dan swasta. Masing-masing 44 SMP negeri dan 6 SMP swasta. Lokasinya menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo.

”Nah, tiga SMPN yang sudah deklarasi Sekolah Toleransi pada gelombang kedua, yaitu SMPN 1 Taman, Waru, dan Gedangan, akan menjadi mentor dan percontohan Sekolah Toleransi," lanjutnya.

Henri Nurcahyo menambahkan, pelaksanaan program CBCTA gelombang 3 ini dimulai Kamis (4/1/2024) di ruang pertemuan SMPN 2 Sidoarjo. Hadir, antara lain, para kepala sekolah penerima manfaat dan koordinator pengawas (korwas) SMP Sidoarjo.

Dalam sambutannya, Kepala Disdikbud Sidoarjo Dr Tirto Adi MPd menyambut baik program yang dimotori oleh BrangWetan. Sebab, itu satu-satunya program Sekolah Toleransi di Indonesia yang dilaksanakan secara mandiri oleh BrangWetan.

Tirto berharap para siswa semakin memahami bahwa berbeda itu merupakan sebuah keniscayaan. "Kita harus sepakat berbeda. Jangan malah menjadi pemicu perselisihan. Sebab, Indonesia dibangun oleh semua pemuka agama. Termasuk penghayat kepercayaan," terangnya.

Para kepala sekolah juga diminta mampu mempresentasikan Sekolah Toleransi kepada berbagai pihak. Sebab, Kabupaten Sidoarjo akan menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain.

Praktik perilaku perundungan (bullying) di Indonesia cenderung meningkat. Beragam pula bentuknya. Baik perundungan fisik, psikis, maupun kekerasan seksual. Karena itu, siswa SMP di Sidoarjo diharapkan dapat menjadi pelopor dan percontohan pelajar toleransi.

Kepala Bidang Penjamin Mutu Disdikbud Kabupaten Sidoarjo Dr Netti Lastiningsih juga mengapresiasi program BrangWetan ini. Disdikbud sangat mendukung.

Dalam acara Kampanye Sekolah Sehat pada Mei nanti, Disdikbud Sidoarjo juga akan bersinergi dengan BrangWetan untuk menggelar acara Gebyar Sekolah Toleransi. (*)

Tombol Google News

Tags:

Sekolah Toleransi BrangWetan Disdikbud Sidoarjo sidoarjo CBTA Pendidikan Sidoarjo