KETIK, JAKARTA – Perusahaan dari China bernama Shanxi Aorui Biomaterials telah membeli mayat secara ilegal dari beberapa provinsi dan menggunakannya untuk memproduksi cangkok tulang alogenik dan cangkok gigi.
Selain itu untuk cangkok tulang alogenik, atau allograft, biasanya digunakan ketika pasien tidak memiliki kepadatan tulang yang cukup untuk apa yang disebut autograft.
Dalam kasus seperti itu, tulang yang diperlukan diambil dari pasien yang setuju, yang menjalani operasi seperti penggantian pinggul, atau dari mayat yang juga memerlukan persetujuan donor.
Hal ini dilaporkan oleh Jaksa penuntut China sedang menyelidiki jaringan yang diduga mencuri ribuan mayat dari krematorium dan laboratorium medis.
Dilaporkan, dari 75 tersangka yang ditahan dalam kasus tersebut, satu orang dengan nama keluarga Su, yang merupakan manajer umum di Shanxi Aorui Biomaterials.
Dia telah mengaku mencuri lebih dari 4.000 jasad manusia dari krematorium di Provinsi Yunnan, Changqing, Guizhou, dan Sichuan.
Dalam unggahan itu perusahaan Shanxi diduga membeli mayat dan anggota tubuh secara ilegal dari Provinsi Sichuan, Guangxi, dan Shandong.
Perusahaan tersebut memperoleh laba hingga 380 juta yuan dalam periode ini. Sebagian laba itu berasal dari hasil penjualan tulang untuk cangkok gigi.
Juru bicara kejaksaan Taiyuan, Yi Shenghua, mengonfirmasi sedang menyelidiki tuduhan tersebut.
"Sebuah kelompok criminal mencuri dan menjual kembali mayat untuk mendapatkan keuntungan," kata dia dikutip dari South China Morning Post pada Kamis (8/8/2024).
Namun, jubir itu enggan mengungkap lebih jauh, dan hanya mengatakan penyelidikan perlu waktu lebih lama karena kasus yang "cukup rumit".
Polisi telah menyita lebih dari 18 ton tulang dan lebih dari 34.000 produk setengah jadi dan produk jadi.
Industri pemakaman yang dikelola negara menjadi sorotan karena serangkaian penangkapan oleh penyelidik antikorupsi. (*)