Wacana Melintas Suramadu Kembali Berbayar Dinilai Mencederai Hati Masyarakat Madura

19 Februari 2025 15:02 19 Feb 2025 15:02

Thumbnail Wacana Melintas Suramadu Kembali Berbayar Dinilai Mencederai Hati Masyarakat Madura Watermark Ketik
H. Muhammad Rawi Ketua Umum DPP Ikama saat memimpin rapat di kantor Ikama Desa Jukong Labang (Foto: Ismail Hs/Ketik.co.id)

KETIK, BANGKALAN – Ketua Umum DPP Ikatan Keluarga Madura (Ikama) H. Muhammad Rawi, dengan tegas menyatakan sikap menolak wacana pengembalian tarif tol Jembatan Suramadu. Pernyataan ini disampaikan dalam kapasitas menanggapi usulan anggota DPRD Jatim Nurul Huda dari Partai Persatuan Pembangunan.

“Sejak awal pembangunan Jembatan Suramadu, Ikatan Keluarga Madura (Ikama) aktif mengawal dan mendorong agar infrastruktur ini memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Madura,” ujar mantan Ketua Umum Nasional Karang Taruna (PNKT), Rabu 19 Februari 2025.l

Menurutnya sejak Suramadu dioperasikan, Ikama menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan agar akses melintas di jembatan tersebut digratiskan.

“Menjelang tahun 2019, dengan difasilitasi oleh Mbak Yenny Wahid, DPP Ikama bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan permintaan tersebut. Alhamdulillah, aspirasi dan perjuangan kami dikabulkan,” ujarnya.

Menurutnya, wacana melintasi jembatan Suramadu kembali berbayar, bukan solusi yang bijaksana, apalagi keluar dari anggota DPRD yang sejatinya sebagai wakil rakyat, yang justru menciderai hari masyarakat.

"Kalau yang dijadikan landasan karena meningkatnya angka kriminalitas, saya rasa tidak fair, siapa yang bisa menjamin aman jika dikembalikan berbayar,"ucapnya.

Pendiri Forum Komunikasi Masyarakat Madura ini menegaskan, tingginya tingkat kriminalitas di sekitar Jembatan Suramadu, diperlukan sinergi antara Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Pemerintah Kota Surabaya, TNI-Polri, tokoh masyarakat, ulama, serta seluruh elemen masyarakat, bekerja sama bahu-membahu menjaga keamanan dan ketertiban di sekitar Suramadu,.

"Jembatan Suramadu bukan hanya sekadar penghubung fisik, tetapi juga simbol persatuan antara Surabaya dan Madura,"katanya.

“Suramadu adalah ikon yang harus dijaga. Ini bukan hanya infrastruktur, tetapi lambang kemajuan dan kebersamaan antara dua wilayah,” tambahnya.

H. Rawi sapaan akrab pria asal dusun Sumur agung Desa Sanggra Agung Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan Madura ini mengingatkan, bahwa Madura memiliki warisan keagamaan yang kuat dan telah melahirkan banyak ulama besar, seperti Syechona Muhammad Cholil.

Oleh sebab itu Madura harus dijaga dengan mengedepankan akhlaqul karimah, sehingga nilai-nilai luhur tetap terpelihara dengan baik.

"Falsafah hidup masyarakat Madura. Bepak Bebuk Guruh Ratoh, penting menjadi pegangan kita semua dalam menjaga eksistensi dan budaya Madura,” harapnya.

Madura harus terus berkontribusi dalam menjaga arah perjalanan bangsa. Madura memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, dan masyarakat Madura harus aktif dalam berbagai sektor.

"Saat ini, banyak tokoh Madura yang telah berkiprah di berbagai bidang, baik di eksekutif, legislatif, yudikatif, hingga TNI-Polri. mereka adalah aset penting dalam membangun bangsa. Potensi ini harus kita manfaatkan untuk menunjukkan kiprah Madura dalam perjalanan bangsa dan negara,” tandas H. Rawi (*)

Tombol Google News

Tags:

Dpp ikama dpw ikama jatim dpc ikama 4 kabupaten di madura