Warga Kota Malang Beberkan Cara Ternak Ayam di Pekarangan Sempit, Ecoenzyme Jadi Solusi

6 April 2025 17:30 6 Apr 2025 17:30

Thumbnail Warga Kota Malang Beberkan Cara Ternak Ayam di Pekarangan Sempit, Ecoenzyme Jadi Solusi Watermark Ketik
Ternak ayam di pekarangan sempit yang diterapkan oleh Piet. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Ternak ayam di pekarangan sempit tentu menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat perkotaan. Terlebih potensi bau tak sedap yang ditimbulkan dapat menjadi momok jika tinggal di perumahan. 

Salah satu warga Kota Malang, Piet Kamarur Akhir memiliki cara untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu caranya dengan memanfaatkan ecoenzyme untuk ternak ayam. 

"Saya pakai ecoenzyme perbandingan 1:1000. Ecoenzyme 1 ml, airnya 1000 ml disemprotkan sekitar kandang. Di bawah kan ada kotorannya juga disemprot, termasuk tempat air dan makanannya. Itu gak bau sama sekali," ujarnya, Minggu 6 April 2025. 

 

Foto Ecoenzyme yang diproduksi oleh Piet. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)Ecoenzyme yang diproduksi oleh Piet. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

 

Tak hanya ramah lingkungan, memanfaatkan ecoenzyme juga dapat mempengaruhi rasa daging. Ecoenzyme berfungsi sebagai enzim pengurai protein menjadi asam amino. 

"Jadi protease untuk mengurai protein menjadi asam amino. Ada enzim lipase dia mengurai lemak-lemak," terangnya. 

Piet juga memastikan ayam ternaknya mengkonsumsi limbah rumah tangga, seperti sisa sayur, nasi, dan lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi limbah rumah tangga yang berakhir di TPA. 

"Limbah organik jika ditumpuk bisa menghasilkan gas metan, bisa meledak. Itu yang menyebabkan efek rumah kaca. Daripada menjadi masalah di TPA maka kita selesaikan di rumah tangga," sebut penggiat ecoenzyme dari Kelurahan Gadingkasri itu. 

Menurutnya hanya butuh 3-5 ekor saja jika ingin ternak ayam di pekarangan yang sempit. Dengan komposisi ayam betina lebih banyak dibandingkan pejantan. 

Selama ini masyarakat hanya memanfaatkan pekarangan untuk ditanami sayuran. Untuk menciptakan ketahanan pangan, ia pun mencari cara agar masyarakat tak hanya terpenuhi kebutuhan nabati saja, namun juga hewani. 

"Lahan di kota sempit jadi gak bisa untuk beternak skala besar. Kita cari cara bagaimana di kota bisa dapat asupan nutrisi sehat dengan memanfaatkan pekarangan untuk ketahanan pangan skala rumah tangga," jelasnya. 

Meskipun belum berjalan lama, namun ia yakin dengan proses yang pelan tapi pasti, niatnya untuk mewujudkan ketahanan pangan dapat terwujud di lingkungannya. Ia juga menceritakan bahwa 3 ekor ayamnya yang terdiri dari 2 betina dan 1 pejantan dapat menghasilkan hingga 11 butir dalam sekali bertelur. 

"Saya mau coba bukan hanya ketahanan pangan skala rumah tangga tapi skala warga. Dengan 3 ekor ayam, tidak bau. Misal dari 12 butir, biasanya 50 persen yang menetas. Nah nanti betina dipelihara dan yang jantan kita jual sebagai pengganti pakan," tutupnya. 

Tombol Google News

Tags:

Ternak Ayam Pekarangan Sempit Kota Malang Ecoenzyme