Warga Mengeluh, PLN Pacitan Tarik 2 Kali, padahal Sudah Bayar Rutin

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Marno

15 Juni 2023 12:07 15 Jun 2023 12:07

Thumbnail Warga Mengeluh, PLN Pacitan Tarik 2 Kali, padahal Sudah Bayar Rutin Watermark Ketik
Yuni (32) warga Desa Borang, Arjosari, saat ceritakan kejadian operasi meteran oleh petuga PLN dirumahnya (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Warga Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengeluh akibat ulah PLN yang melakukan penagihan pembayaran listrik dua kali, padahal setiap bulannya sudah membayar rutin.

Kejadian itu dirasakan salah satu warga Dusun Ngalihan Desa Borang, Arjosari Yuni (32) dan Djumingan warga Desa Gembong Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan.

Dalam pengakuannya Yuni, sudah melakukan sesuai apa yang dikatakan oleh petugas penarikan pembayaran. Pasalnya, sebagai masyarakat awam, yang ia takutkan apabila terjadinya pemutusan arus listrik di rumahnya.

Foto Yuni (32) warga Desa Borang, Arjosari, saat ceritakan kejadian operasi meteran oleh petuga PLN dirumahnya (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Yuni (32) warga Desa Borang, Arjosari, saat ceritakan kejadian operasi meteran oleh petugas PLN di rumahnya (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

"Padahal saya setiap bulan melakukan pembayaran listrik, nota-notanya juga saya simpan. Tetapi, ya saya bingung setelah diberitahu petugas kalau dirinya belum membayar listrik selama 5 tahun," katanya, Kamis (15/6/2023).

Kronologinya, Yuni (32), pada Jumat, (8/6/2023) didatangi oleh petugas, katanya akan melakukan pemeriksaan atau operasi meteran. 

Kemudian, Yani dikonfirmasi bahwa meteran di rumahnya mengalami kemacetan selama 5 tahun, lalu ia diminta untuk mendatangi kantor PLN Pacitan untuk melakukan pembayaran.

Kemudian pada Jumat, (8/6/2023) Yani datang ke kantor PLN, untuk melakukan membayar tagihan beban pembayaran listrik susulan yang belum ia bayarkan selama 5 tahun, tertera dalam notanya dengan total tagihan Rp1.316.318  yang harus dibayarkannya.

Senada, salah satu warga lainya, Djumingan (55), Desa Gembong, Arjosari juga mengaku telah mengalami hal yang sama. Namun dikarenakan dirinya hanya bekerja menjadi petani, sejauh ini dirinya belum melakukan pembayaran.

"Belum,  yang dikatakan petugas, saya baru membayar biaya beban, belum membayar biaya pemakaian listrik selama 26 bulan sejumlah Rp 646.955, tapi kalau nominal segitu ya saya merasa cukup keberatan," kata Djumingan.

"Sayakan hanya petani pendapatannya juga ngga tetap. Kalau membayarnya langsung banyak, ya saya kesulitan membayar," ungkapnya.

Dari hal tersebut, masyarakat menganggap PT PLN (Persero) ULP Pacitan dianggap kurang serius dalam melayani pelanggan. Masyarakat pun bingung, pemeriksaan meteran rutin setiap bulan yang PLN lakukan, sampai sejauh ini digunakan untuk apa.

"Selalu ada petugas pengecekan meteran. saya bingung harusnya kan sudah tahu dari sebelumnya. Kenapa setelah menahun baru diberitahu, kalau meterannya macet," imbuhnya.

Djumingan berharap, agar masalah-masalah seperti ini tidak menyasar masyarakat miskin lainnya. Karena hal itu, jelas memberatkan, apalagi bagi keluarga berpenghasilannya pas-pasan.

"Kalau bisa yang lain tidak mengalami hal seperti saya, setahu saya juga ada banyak yang lain yang saat ini juga mendapat tagihan susulan," harapnya.

Manager PT PLN (Persero) ULP Pacitan belum dapat dikonfirmasi. Saat didatangi Ketik.co.id pada Kamis (15/6/2023) siang, yang bersangkutan sedang tidak berada di kantor.(*)

Tombol Google News

Tags:

Mengeluh PLN Tagihan listrik Warga Pacitan pacitan