Bantu Petani Kopi Melek Teknologi, Mahasiswa BKK Unair Sebulan Penuh Terjun di Desa Tamiajeng Mojokerto

Jurnalis: Sutejo Rc
Editor: M. Rifat

28 Juli 2024 05:29 28 Jul 2024 05:29

Thumbnail Bantu Petani Kopi Melek Teknologi, Mahasiswa BKK Unair Sebulan Penuh Terjun di Desa Tamiajeng Mojokerto Watermark Ketik
Alimun menerima redesign kemasan kopi produknya dari mahasiswa BBK Unair (27/7/2024). (Foto: dok. BBK Unair)

KETIK, MOJOKERTO – Tidak dapat dipungkiri, era digital menuntut semua pihak melek teknologi. Tidak terkecuali para petani dan pelaku usaha di pelosok desa.

Inilah yang para Mahasiswa Universitas Airlangga garap saat melakukan Belajar Bersama Komunitas (BBK) di Desa Tamiajeng, Trawas, Mojokerto. Acara berlangsung dari 2 hingga 27 Juli 2024.

Mereka membantu petani kopi all out. Mulai redesign kemasan hingga membuatkan toko online.

Muhammad Kahlil GIbran, Mahasiswa Koordinator Desa menyebut salah satu pelaku UMKM kopi asli Trawas Alimun mendapat pendampingan total. "Pak Alimun memiliki 2 varian kopi yaitu robusta dan arabika," ujarnya.

Gibran yang juga mahasiswa jurusan Rekayasa Nanoteknologi memaparkan, dalam pendampingan UMKM kopi di Trawas, tidak hanya redesign kemasan agar lebih menarik, tetapi mereka juga membantu pembuatan video promosi, pembuatan akun sosial media dan toko online.

"Intinya kami membantu untuk promosi dan marketing pelaku UMKM kopi asli dari Trawas dengan brand Mbok Cinde, kalau untuk penanaman hingga panen mereka sudah ahlinya," tandas Gibran.

Dr. Nuruddin, Kepala Program Studi Pariwisata mengatakan, Unair menginisiasi perubahan Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi Belajar Bersama Komunitas (BBK).

"Dan tahun ini (2024) sudah keempat kalinya menyelenggarakan BBK. Program tersebut mendorong mahasiswa untuk merdeka dalam menuntut ilmu," papar Nuruddin selaku dosen pembimbing.

Foto Mahasiswa BBK Unair saat foto bersama perangkat desa Tamiajeng Trawas.(dok.  BBK Unair)Mahasiswa BBK Unair saat foto bersama perangkat desa Tamiajeng Trawas.(Foto: dok. BBK Unair)

Mahasiswa yang diterjunkan dalam BBK di desa Tamiajeng sebanyak 10 orang, dari berbagai jurusan. Mereka adalah:

  1. Muhammad Kahlil GIbran (Rekayasa Nanoteknologi, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin)
  2. Camisha Ramadhani Neldi Putri (Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya).
  3. Johanna Zahra Jahja (Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
  4. Maria Romauli (Psikologi, Fakultas Psikologi)
  5. Nabila Farras Ammara Mumtaz (Robotika dan Teknik Kecerdasan Buatan, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin).
  6. Hanan Faqih Imaduddin (Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya)
  7. Nabila Zahra (Keperawatan, Fakultas Keperawatan)
  8. Lisa Trimurti Candra Dewi (Keperawatan, Fakultas Keperawatan)
  9. Mohammad Akif Akmaludin (Fisioterapi, Fakultas Vokasi)
  10. Gandys Ajeng Cindy Aulia (Perbankan dan Keuangan, Fakultas Vokasi)

Diakui Warnoto, Kepala Desa Tamiajeng, pihaknya merasa senang dengan kehadiran mahasiswa BBK 4 Unair ini. "Saya memberi kebebasan mereka untuk mengidentifikasi masalah yang ada di desa secara langsung," ungkapnya.

"Mereka dapat membantu warga dan menerapkan ilmunya secara langsung, sehinga dampaknya sangat dirasakan. Masyarakat desa pun juga merasa bersedih saat saat terakhir BBK, mereka meninggalkan desa, Ya seperti itulah masyarakat di desa kami," kesannya. (*)

Tombol Google News

Tags:

BBK Unair desa tamiajeng trawas Mojokerto Universitas Airlangga