FKM UNAIR Undang Bunda PAUD Sosialisasi Bebas Asap Rokok

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Moana

12 Juni 2023 14:13 12 Jun 2023 14:13

Thumbnail FKM UNAIR Undang Bunda PAUD Sosialisasi Bebas Asap Rokok Watermark Ketik
Dekan FKM UNAIR Dr. Santi Martini., dr. M.Kes., yang juga sekaligus Ketua RGTC IAKMI Jatim saat paparan.(Dok.FKM UNAIR)

KETIK, SURABAYA – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) melalui tim Research Group Tobacco Control mengadakan Talkshow Bunda PAUD Surabaya Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Temanya "Asap Rokok Vs Hidup Sehat” bertempat di Graha Bunda PAUD Kota Surabaya, (9/6/2023).

Kegiatan dalam rangkaian peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya dan dampak asap rokok bagi masyarakat.

FKM UNAIR juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Kolaborasi ini mengundang Bunda PAUD dalam rangka bentuk kepedulian terhadap kualitas kesehatan terutama anak-anak di Kota Surabaya.

Talkshow berlangsung dengan moderator Dosen FKM UNAIR, Dr. Arief Hargono., dr., M.Kes. Kemudian narasumber dari FKM UNAIR yaitu Dekan FKM UNAIR Dr. Santi Martini., dr. M.Kes., yang juga sekaligus Ketua RGTC IAKMI Jatim dan Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, SKM, M.Kes, Dosen Ilmu Gizi FKM UNAIR.

Dekan FKM UNAIR Dr. Santi Martini menyampaikan, bahwa saat ini 3 dari 4 orang mulai merokok di usia kurang dari 20 tahun.

Jika tidak dikendalikan, prevalensi perokok anak dapat meningkat hingga 16%. Kemudahan akses bagi anak tentang informasi pemakaian rokok dan akses mendapatkan rokok dengan harga murah menjadi salah satu penyebabnya.

Selain itu, sebanyak 28% remaja merokok saat berkumpul bersama teman sebayanya yang menjadi sebuah ancaman terhadap jumlah perokok pemula apabila tidak dilakukan intervensi yang serius terkait hal tersebut.

Selain teman, orangtua yang merokok juga merupakan contoh buruk bagi anak. Hal lain yang memprihatinkan adalah penelitian membuktikan bahwa pengeluaran rumah tangga keluarga untuk konsumsi rokok 3 kali lipat lebih tinggi daripada pengeluaran untuk protein.

Hal ini mempengaruhi status gizi anak contohnya menyebabkan stunting yang mengakibatkan anak kurang cerdas dan mudah sakit.

“Kita semua sepakat bahwa rokok memang berbahaya, tidak hanya bagi perokok, tapi juga bagi orang lain. Dampaknya juga terhadap kesehatan keluarga, contoh nyatanya adalah stunting. Maka kita sepakat mewujudkan Surabaya tanpa asap rokok demi kebaikan dan kesehatan kita bersama," ungkap Dr. Santi Martini.

Sementara itu, Ketua Pokja BUNDA PAUD Kota Surabaya, Thussy Apriliandari mengatakan, bahwa masyarakat perlu merubah kebiasaan membakar asap rokok dan menggantinya dengan pola hidup sehat agar anak-anak di Kota Surabaya dapat tumbuh dengan sehat, cerdas, berakhlak dan berkarakter baik.

Upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam mengurangi paparan asap rokok sendiri dibuktikan dengan adanya Perda Nomor 2 tahun 2019 dan Perwali Nomor 110 tahun 2021 tentang Kawasan Tanpa Rokok.

"Hal ini sangat penting disampaikan kepada Bunda PAUD selaku pihak yang berperan dalam mendampingi tumbuh kembang anak, sehingga generasi muda mendatang memiliki kualitas yang baik," ucap Ketua Pokja BUNDA PAUD Kota Surabaya, Thussy Apriliandari.(*)

Tombol Google News

Tags:

FKM Unair Universitas Airlangga Surabaya Fakultas Kesehatan Masyarakat Bebas Asap Rokok Hari Tanpa Tembakau Sedunia